Dari hari ke hari Tura merasakan dorongan hatinya untuk menulis semakin kuat. Dari waktu ke waktu Tura merasakan bahwa menulis adalah kebutuhannya. Tura merasa butuh menuliskan apa yang dia pikirkan, apa yang dia rasakan, apa yang dia dengar. Tura membutuhkan media ekspresi tulisan seperti dia butuh menghembuskan udara dari paru-parunya. Tak ada seorangpun manusia hidup yang mampu menahan untuk tidak menghembuskan nafas. Kecuali orang itu ingin bunuh diri.
Dari waktu ke waktu Tura merasakan tangannya semakin tidak betah untuk berdiam diri. Tura ingin tangannya segera memegang pena dan membuat pena itu menari-nari di atas lembaran kertas kosong.
No comments:
Post a Comment