Monday 31 December 2012

Melawan Takdir

Just come with this thought this morning:

Takdir Allah itu bisa dilawan apa nggak? Menurutku jawabannya bisa.

Tuesday 11 December 2012

Celaka Duabelas! Kiamat Duabelas!


"Emang, kiamat itu kapan sih? Bukannya itu rahasia Tuhan? Katanya, ada yang bilang, tanggal 12 Desember besok bakalan Kiamat."

"Yah, kalo emang bener besok kiamat, kita tungguin aja."

Maka, menjelang masuknya tanggal 12 Desember, beberapa orang berkumpul di tengah-tengah kota. Sama-sama melihat detik-detik datangnya tanggal 12. Semakin dekat ke pertengahan malam, suasana semakin mencekam. Makin banyak orang yang menunggu-nunggu, karena penasaran dan ingin tahu, apa betul kiamat akan benar-benar terjadi?

Tanpa ada yang memberikan komando, tiba-tiba saja dalam sepuluh detik terakhir, semua orang yang berkumpul mulai sama-sama menghitung mundur.

"Sepuluh.. Sembilan.. Delapan.."

Saturday 20 October 2012

Kelebihan Antar Golongan (4)

Pendahuluan

Negeri ini mengalami berbagai macam masalah, selama beberapa tahun terakhir. Seolah tak kunjung usai. Bencana alam, masalah-masalah sosial, kepercayaan diri, dan banyak lagi masalah bisa diberikan untuk memperpanjang daftar yang sudah ada.

Semua masalah itu tak kunjung usai, dan bahkan mungkin semakin memburuk, ketika seseorang atau sekelompok organisasi mengusulkan sebuah pemecahan. Mengapa sebuah pemecahan justru malah membuat keadaan semakin buruk? Karena orang lain akan memberikan komentar mereka, menilai usulan dari kelompok pertama tak akan membuahkan hasil, dan merasa pendapatnya lebih baik dan lebih memberikan solusi.

Di tengah-tengah suasana seperti itu, salah seorang putra negeri, Buya Hamka, pernah menulis satu tulisan yang menurut saya penting untuk sama-sama diketahui oleh siapa pun yang peduli dengan nasib negeri ini. Buya Hamka menuliskan pandangannya, dalam bagian tafsir Al-Azhar Juzu' III, pada bagian yang membahas tentang ayat ke-253 surat al-Baqarah (surat ke-2) di dalam al-Quran. Tulisan beliau disampaikan di blog bukan dengan niat untuk membajak hak cipta atau melanggar hak cipta Buya Hamka dengan tafsirnya. Tulisan ini sengaja disampaikan di sini karena apa yang beliau tulis di sana saya pikir sangat penting dan relevan dengan kondisi yang sekarang terjadi.

Tulisan ini adalah bagian terakhir dari empat tulisan Buya Hamka. Bagian pertama dapat dibaca di sini. Semoga apa yang beliau sampaikan bermanfaat bagi kita semua.

Friday 19 October 2012

Kelebihan Antar Golongan (3)

Pendahuluan

Negeri ini mengalami berbagai macam masalah, selama beberapa tahun terakhir. Seolah tak kunjung usai. Bencana alam, masalah-masalah sosial, kepercayaan diri, dan banyak lagi masalah bisa diberikan untuk memperpanjang daftar yang sudah ada.

Semua masalah itu tak kunjung usai, dan bahkan mungkin semakin memburuk, ketika seseorang atau sekelompok organisasi mengusulkan sebuah pemecahan. Mengapa sebuah pemecahan justru malah membuat keadaan semakin buruk? Karena orang lain akan memberikan komentar mereka, menilai usulan dari kelompok pertama tak akan membuahkan hasil, dan merasa pendapatnya lebih baik dan lebih memberikan solusi.

Di tengah-tengah suasana seperti itu, salah seorang putra negeri, Buya Hamka, pernah menulis satu tulisan yang menurut saya penting untuk sama-sama diketahui oleh siapa pun yang peduli dengan nasib negeri ini. Buya Hamka menuliskan pandangannya, dalam bagian tafsir Al-Azhar Juzu' III, pada bagian yang membahas tentang ayat ke-253 surat al-Baqarah (surat ke-2) di dalam al-Quran. Tulisan beliau disampaikan di blog bukan dengan niat untuk membajak hak cipta atau melanggar hak cipta Buya Hamka dengan tafsirnya. Tulisan ini sengaja disampaikan di sini karena apa yang beliau tulis di sana saya pikir sangat penting dan relevan dengan kondisi yang sekarang terjadi.

Tulisan ini adalah bagian ketiga dari tulisan Buya Hamka. Bagian pertama dapat dibaca di sini. Semoga apa yang beliau sampaikan bermanfaat bagi kita semua.

Kelebihan Antar Golongan (2)

Pendahuluan

Negeri ini mengalami berbagai macam masalah, selama beberapa tahun terakhir. Seolah tak kunjung usai. Bencana alam, masalah-masalah sosial, kepercayaan diri, dan banyak lagi masalah bisa diberikan untuk memperpanjang daftar yang sudah ada.

Semua masalah itu tak kunjung usai, dan bahkan mungkin semakin memburuk, ketika seseorang atau sekelompok organisasi mengusulkan sebuah pemecahan. Mengapa sebuah pemecahan justru malah membuat keadaan semakin buruk? Karena orang lain akan memberikan komentar mereka, menilai usulan dari kelompok pertama tak akan membuahkan hasil, dan merasa pendapatnya lebih baik dan lebih memberikan solusi.

Di tengah-tengah suasana seperti itu, salah seorang putra negeri, Buya Hamka, pernah menulis satu tulisan yang menurut saya penting untuk sama-sama diketahui oleh siapa pun yang peduli dengan nasib negeri ini. Buya Hamka menuliskan pandangannya, dalam bagian tafsir Al-Azhar Juzu' III, pada bagian yang membahas tentang ayat ke-253 surat al-Baqarah (surat ke-2) di dalam al-Quran. Tulisan beliau disampaikan di blog bukan dengan niat untuk membajak hak cipta atau melanggar hak cipta Buya Hamka dengan tafsirnya. Tulisan ini sengaja disampaikan di sini karena apa yang beliau tulis di sana saya pikir sangat penting dan relevan dengan kondisi yang sekarang terjadi.

Tulisan ini adalah seri kedua dari empat seri. Semoga apa yang beliau sampaikan bermanfaat bagi kita semua.

Kelebihan Antar Golongan (1)

Pendahuluan

Negeri ini mengalami berbagai macam masalah, selama beberapa tahun terakhir. Seolah tak kunjung usai. Bencana alam, masalah-masalah sosial, kepercayaan diri, dan banyak lagi masalah bisa diberikan untuk memperpanjang daftar yang sudah ada.

Semua masalah itu tak kunjung usai, dan bahkan mungkin semakin memburuk, ketika seseorang atau sekelompok organisasi mengusulkan sebuah pemecahan. Mengapa sebuah pemecahan justru malah membuat keadaan semakin buruk? Karena orang lain akan memberikan komentar mereka, menilai usulan dari kelompok pertama tak akan membuahkan hasil, dan merasa pendapatnya lebih baik dan lebih memberikan solusi.

Di tengah-tengah suasana seperti itu, salah seorang putra negeri, Buya Hamka, pernah menulis satu tulisan yang menurut saya penting untuk sama-sama diketahui oleh siapa pun yang peduli dengan nasib negeri ini. Buya Hamka menuliskan pandangannya, dalam bagian tafsir Al-Azhar Juzu' III, pada bagian yang membahas tentang ayat ke-253 surat al-Baqarah (surat ke-2) di dalam al-Quran. Tulisan beliau disampaikan di blog bukan dengan niat untuk membajak hak cipta atau melanggar hak cipta Buya Hamka dengan tafsirnya. Tulisan ini sengaja disampaikan di sini karena apa yang beliau tulis di sana saya pikir sangat penting dan relevan dengan kondisi yang sekarang terjadi.

Tulisan Buya Hamka disampaikan dalam empat seri, dimulai dari bagian pertama ini. Semoga apa yang beliau sampaikan bermanfaat bagi kita semua.

Tuesday 24 July 2012

Godaan Ramadhan (3)

Godaan di bulan Ramadhan yang juga harus dilawan adalah keinginan untuk membeli banyak barang di saat perut sedang lapar.

Sunday 22 July 2012

Godaan Ramadhan (2)

Hari pertama Ramadhan.
Jalan raya sepi di pagi hari. Seolah semua orang memulai Ramadhan dengan berhati-hati.

Saturday 21 July 2012

Godaan Ramadhan (1)

Godaan pertama yang harus dilewati adalah tidur selepas sholat Subuh di hari pertama Ramadhan.
Bismillah..

The Way We Learn

Do something different. Try something new. Every day. Every time.
Because people change.

Sunday 1 July 2012

Sunday 27 May 2012

Setiap orang di dalam setiap kelompok selalu memiliki kesalahannya masing-masing. Jika ada seseorang yang berpendapat dirinya paling benar di dalam sebuah kelompok, maka itu adalah sebuah pendapat yang salah. Maka terbukti lah bahwa orang yang merasa paling benar dalam sebuah kelompok juga punya peran salah.

Menganggap diri sendiri yang paling sempurna adalah sebuah kesalahan. Tidak ada seorang pun yang paling sempurna di dunia ini.

Wednesday 15 February 2012

Ada yang bisa memberikan penjelasan, apa bedanya "Skip Update" dengan "Update Later"?