Tuesday 11 December 2012

Celaka Duabelas! Kiamat Duabelas!


"Emang, kiamat itu kapan sih? Bukannya itu rahasia Tuhan? Katanya, ada yang bilang, tanggal 12 Desember besok bakalan Kiamat."

"Yah, kalo emang bener besok kiamat, kita tungguin aja."

Maka, menjelang masuknya tanggal 12 Desember, beberapa orang berkumpul di tengah-tengah kota. Sama-sama melihat detik-detik datangnya tanggal 12. Semakin dekat ke pertengahan malam, suasana semakin mencekam. Makin banyak orang yang menunggu-nunggu, karena penasaran dan ingin tahu, apa betul kiamat akan benar-benar terjadi?

Tanpa ada yang memberikan komando, tiba-tiba saja dalam sepuluh detik terakhir, semua orang yang berkumpul mulai sama-sama menghitung mundur.

"Sepuluh.. Sembilan.. Delapan.."

Suasana tambah mencekam. Mirip seperti suasana pergantian tahun, sekaligus suasana menakutkan karena menyadari akhir dunia semakin dekat.

"Tiga.. Dua.. Satu.."

Jam digital yang menampilkan detik-detik datangnya kiamat terus berdetik. Tak ada kejadian apa-apa. Suasana hening sesaat.

"Lhoh.. kok nggak ada apa-apa?"

Tiba-tiba, salah seorang di antara kerumunan mengajukan pertanyaan sederhana, "Tunggu dulu.. menurut ramalan bangsa Maya, kiamat tanggal 12 Desember 2012 itu terjadi di zona waktu mana ya?"

"Eh..?"

Beberapa orang mulai terpengaruh oleh pertanyaan itu.

"Iya ya.. kiamatnya menurut zona waktu yang mana? Sekarang kita udah masuk tanggal 12, betul itu. Tapi di tempat lain masih tanggal 11, iya 'kan?"

"Iya.. betul, betul, betul!"

"Jadi kiamatnya batal nih?"

"Mungkin..", kata seorang lagi. "Bisa jadi kiamatnya sekarang ditunda. Nanti kiamatnya, kalo seluruh permukaan dunia ini masuk tanggal 12. Sekitar 19 jam lagi dari sekarang, sesaat sebelum daerah di Garis Tanggal Internasional akan memasuki tanggal 13 Desember."


Akan tetapi, ternyata, sekejap setelah saat itu datang, zona waktu dunia sudah langsung berubah lagi. Sebagian, daerah-daerah di "ujung paling Timur" zona waktu, sudah memasuki tanggal 13 Desember.

Kiamat tanggal 12? Tergantung zona waktu yang mana dulu yang jadi patokan.

No comments: