Saturday 4 January 2014

Tentang Kesombongan

"Dan (ingatlah) tatkala Kami berkata kepada Malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam! Maka sujudlah mereka, kecuali iblis, enggan dia dan menyombong, karena adalah dia dari golongan makhluk yang kafir. (ayat 34).

Inilah kelanjutan dari pelaksanaan keputusan Allah mengangkat Khalifah di bumi itu. Adam telah dijadikan dan telah diajarkan kepadanya berbagai nama, dan banyak ilmu yang diberikan kepadanya, yang tidak diberikan kepada Malaikat. Kemudian diperintahkan Tuhanlah Malaikat-malaikat itu menyatakan hormat kepada Adam, dengan bersujud.



Sudah lama kita maklumi, sebagai tersebut di dalam beberapa surat dalam al-Quran, misalnya dalam Surat al-Haj (Surat 22) ayat 18, atau Surat an-Nahl (Surat 16) ayat 49, atau ar-Ra'd (Surat 13) ayat 16,
atau Surat ar-Rahman (Surat 55) ayat 6, bahwa seluruh makhluk bersujud kepada Tuhan, sejak dari Malaikat, atau isi semua langit dan bumi, bahkan kayu-kayuan, bahkan bintang di langitpun sujud kepada Tuhan. Kita manusiapun sujud dan diperintah sujud kepada Tuhan. Bagi kita manusia yang dikatakan sujud itu ialah mencecahkan kening ke bumi, lengkap dengan anggota yang tujuh, yaitu kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki ditambah kepala. Tetapi bagaimana sujudnya pohon-pohon? Bagaimana sujudnya Malaikat? Niscaya tidaklah sampai pengetahuan kita ke sana. Yang terang dengan sujud itu terkandunglah sikap hormat dan memuliakan. Maka diperintahlah Malaikat memuliakan Adam dan bersujud, yaitu sujud cara Malaikat, yang kita tidak tahu, dan tidak perlu dikorek-korek lagi buat tahu. Malaikatpun melaksanakan perintah itu kecuali satu makhluk, yaitu iblis. Dia enggan menjalankan perintah Tuhan itu dan dia menyombong. Mengapa dia
enggan dan menyombong? Di ujung ayat sudah ada penjelasannya, yaitu karena memang dia telah mempunyai dasar buat kufur. Dan dalam ayat-ayat yang lain sampai dia menyatakan sebab kesombongan itu, yaitu karena Tuhan menjadikannya dari api, sedang manusia Adam yang disuruh dia bersujud kepadanya itu dijadikan Tuhan dari tanah. (Surat al-A'raf, Surat 7, ayat 11; Surat Shad, Surat 38, ayat 76).

Dengan sikap iblis yang menyombong sendiri itu, mulailah kita mendapat pelajaran bahwasanya Allah mentakdirkan di dalam iradatNya bahwasanya tanda kekayaan Tuhan itu bukanlah jika Dia menjadikan roh yang baik saja. Di samping yang baikpun dijadikanNya yang buruk. Di samping yang patuh dijadikanNya pula yang durhaka. Ini sudah ada sejak dari permulaan. Sehingga bagi Nabi kita Muhammad s.a.w. sendiri yang tengah berjuang menyampaikan seruan Allah seketika ayat ini diturunkan, menjadi pengertian lebih mendalamlah bahwa keingkaran dan kekufuran penentang-penentang beliau, baik waktu di Makkah atau waktu di Madinah, sudahlah suatu kenyataan yang tidak dapat dielakkan. Kalau dasar telah ada kufur, Tuhan Allahpun mereka tentang sebagai yang dilakukan oleh Iblis itu.

No comments: