Hari Senin yang lalu (23 Januari 2006) saya terjebak macet parah di daerah Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dalam waktu 1 jam, bis umum yang saya tumpangi hanya bisa maju sejauh 500 meter.
Selepas daerah perempatan Republika-Warung Buncit, lalu lintas masih padat, namun tidak separah di daerah Ragunan. Padahal kalau diperhatikan volume lalu lintas yang lewat di kedua daerah itu kurang lebih sama.
Kira-kira sudah hampir berjalan 3 bulan ini, polisi lalu lintas rajin mengadakan razia terhadap para pengendara motor yang melintas di jalur cepat di ruas jalan Warung Buncit - Mampang Prapatan. Ketika pertama kali razia dilakukan, kalau saya tidak salah ingat sekitar akhir bulan Nopember 2005 yang lalu, banyak pengendara motor yang 'terjebak' oleh jebakan razia para petugas. Para polisi itu siap berdiri di jalur cepat, 'menangkap basah' para pengendara motor yang lewat di sana.
Sekitar awal bulan Januari, efeknya mulai terasa. Ruas jalan Warung Buncit - Mampang Prapatan mulai lancar walaupun volume kendaraannya tidak banyak berubah. Yang lebih terasa adalah pada kejadian hari Senin itu. Walaupun volume kendaraan cukup besar (ditambah dengan suasana hujan yang biasanya cukup efektif untuk memacetkan jalanan ibukota), tapi ternyata lalu lintas di Warung Buncit tetap lancar.
Semoga saja para pengemudi yang lewat di sana belajar dari fakta ini, bahwa kalau kita mau tertib antri, jalanan jadi lancar. Kok antri sih? Ya iya dong ah, berlalu lintas di jalan raya itu kan mirip dengan antri, bedanya kita boleh menyusul kalau memang kendaraan di depan kita berjalan lambat. Tapi yang penting dipahami adalah di jalan raya, kita tidak boleh memotong jalur!
Kebiasaan memotong jalur muncul dari keinginan sebagian pengendara untuk 'lebih cepat sampai' di tempat tujuannya. Karena ingin cepat sampai, mereka sering berjalan zig-zag memotong jalur, yang secara tidak langsung memotong jalur sesama pengendara lain. Akibatnya justru kemacetan bertambah parah.
Sayangnya, kesadaran berkendara para pengemudi motor khususnya, tampak tidak sepenuhnya dipahami dengan baik. Buktinya, selepas daerah Warung Buncit - Mampang Prapatan, perilaku buruk memotong jalur pun kembali dijalankan. Buktinya daerah Ragunan di hari Senin itu jadi macet parah. Kalau diperhatikan, kemacetan hari Senin itu terjadi karena para pengendara motor dengan seenaknya memotong jalur kendaraan lain di perempatan Jati Padang, perempatan Ragunan - jalan Arteri, dan pertigaan Mangga Besar.
Para pengendara motor ini lebih merasa 'takut kena tilang' begitu mulai memasuki kawasan Warung Buncit.
Ah..beginilah wajah manusia-manusia Indonesia. Semoga saja tulisan ini bisa dibaca banyak pengendara motor, terutama yang sering lewat di kawasan yang sering kena macet parah. Belajarlah kalian dari disiplin lalu lintas di kawasan Warung Buncit - Mampang Prapatan.
Tapi, kalau kalian masih mau kena macet ya nggak apa-apa, silahkan saja teruskan kebiasaan memotong jalur orang lain. Toh yang kena akibatnya juga kalian sendiri kan?
No comments:
Post a Comment