Wednesday, 24 June 2009

Belajar dari Star Wars dan Star Trek

Trilogi film Star Wars punya alur cerita yang menarik, setidaknya bagi sebagian orang. Aku termasuk ke dalam orang yang tertarik dengan alur ceritanya. Sedari kecil, fantasi tentang kehidupan di luar angkasa seringkali menghiasi dunia khayalku sebagai seorang kanak-kanak. Di samping tentu saja, aku suka semua hal yang berkaitan dengan astronomi.

Untung, akhirnya aku nggak kuliah di jurusan astronomi. Aku ternyata jatuh cinta sama dunia informasi yang rupanya jauh lebih menarik bagiku.

Kembali tentang Star Wars, trilogi film ini bukan hanya menarik dari sudut pandang jalan ceritanya. Menurutku setidaknya ada aspek lain yang bisa diambil pelajarannya dari trilogi film ini.

Seri film Star Wars bukan hanya terdiri atas tiga judul film ternyata. Masih ada tiga judul lagi yang lain. Yang menarik, film yang dibuat pertama kali bukan lah film yang mengawali seluruh rangkaian cerita. Pada tahun 1977, film pertama yang dibuat dan dirilis oleh George Lucas justru film yang menceritakan kejadian di tengah-tengah rangkaian cerita.

Di tahun 2009 ini, kejadian yang serupa terjadi pada seri film Star Trek. Di tahun ini dirilis satu judul film yang menceritakan tokoh Spock dan Kirk ketika mereka masih belia. Padahal sudah puluhan film Star Trek dibuat, dengan berbagai cerita yang menarik penuh fantasi dan khayalan futuristis, sekaligus humanis.

Apa yang menarik dari proses pembuatan film di kedua seri ini? Bahwa kita dalam berkarya tak perlu harus mulai dari awal sekali. Apa yang bisa kita lakukan, mulai saja dari sana.

Agar lebih mudah dipahami, saya berikan satu contoh. Katakanlah anda berkeinginan menjadi seorang penulis. Impian anda salah satunya adalah agar dunia mengenal nama anda. Anda ingin terkenal sebagai seorang penulis.

Masalahnya anda tak punya segala hal yang diperlukan untuk menjadi penulis terkenal. Jangankan komputer, mesin ketik manual pun anda tak punya. Lalu apa yang bisa anda lakukan?

Mulai saja dari apa yang bisa anda lakukan. Modal utama anda adalah waktu. Selama anda masih bisa menghirup udara, dan jantung anda masih berdegup, lakukan sesuatu. Anda bisa mulai menulis dengan menggunakan kertas-kertas bekas misalnya. Topik apa saja, tulislah. Apa yang bisa anda kritisi dan komentari, tulislah.

Waktu yang masih tersedia dapat anda manfaatkan untuk berlatih, berlatih, dan berlatih. Setelah selesai berlatih, latihan lagi, latihan, latihan, dan latihan lagi. Anda tak harus mulai dari awal sekali, anda bisa mulai dari tengah cerita, bahkan mungkin anda bisa memulainya dengan menuliskan sesuatu yang menjadi akhir cerita besar anda.

No comments: