Sejak bergulir reformasi tahun 1998 dulu, hari 28 bulan Oktober seolah hampir terlupakan. Saya masih ingat wawancara salah seorang reporter di salah satu teve swasta, yang bertanya kepada salah satu warga, apakah dia ingat hari bersejarah apa yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Sedihnya, warga tadi tak ingat apa-apa. Semoga saja kealpaan tanggal 28 Oktober itu disebabkan karena beban ekonomi yang banyak dirasakan rakyat Indonesia di tahun 1998 dulu.
Setelah sepuluh tahun berlalu, krisis ekonomi kembali menyapa, walaupun tidak separah di tahun 1998 (Semoga saja tidak terus memburuk keadaannya). Di samping krisis ekonomi, sejak kurang lebih dua tahun terakhir peringatan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober kembali semarak. Terasa ada harapan setiap kali tanggal 28 Oktober datang, agar bangsa ini bisa keluar dari segala masalah yang membelit.
Pagi ini, di kantor saya, Sumpah Pemuda tidak diperingati dengan upacara apa pun. Menurut pendapat saya pribadi, memang tidak perlu diperingati dengan kegiatan upacara bendera. Sebab kebanyakan orang akan melupakan apa makna Sumpah Pemuda segera setelah komandan upacara menginstruksikan bubar jalan. Lebih baik kita melakukan sesuatu yang lebih berarti, aksi nyata, daripada hanya sekedar upacara bendera.
Selamat Sumpah Pemuda, khususnya bagi para generasi muda, yang masih berada di usia produktif, yang masih punya rasa cinta terhadap Merah Putih.
No comments:
Post a Comment