Jaman sekarang, blog bisa dibuat oleh siapa pun. Asal ada akses internet, 'melek' teknologi, siapapun bisa membuat blog dan mulai menulis. Siapa pun.. termasuk dosen.
Siapa pun juga tahu kondisi pendidikan tinggi di Indonesia. Dosen-dosen di Universitas-universitas Indonesia sangat kurang produktivitasnya dalam menulis. Banyak alasan klise di balik kurangnya produk tulisan dosen. Waktu yang sempit, pekerjaan administratif yang menumpuk, pekerjaan mahasiswa yang menumpuk dan menunggu untuk dikoreksi, dan sebagainya.
Dengan adanya blog, sesungguhnya tembok penghalang ini bisa didobrak. Siapa pun bisa menulis. Termasuk dosen. Asal ada akses internet, dan 'melek' teknologi.
Siapa pun tahu kondisi dosen di Indonesia, mereka sebagian besar sudah 'melek' teknologi, khususnya teknologi IT. Minimal mereka jaman sekarang sudah sering menggunakan perangkat lunak pengolah kata seperti Microsoft Word untuk membuat soal ujian, dan perangkat lunak presentasi seperti Microsoft PowerPoint untuk menampikan slide kuliah. Terlepas dari masalah apakah bahan kuliahnya dibuat oleh si dosen sendiri atau mengunduh dari bahan kuliah profesor lain di luar negeri, itu tidak jadi soal. Yang penting di sini adalah apakah si dosen bisa menggunakan komputer atau tidak.
Asal sudah bisa menggunakan komputer, tahap berikutnya adalah akses internet.
Siapa pun tahu kondisi perguruan tinggi di Indonesia, sebagian besar, terutama yang berlokasi di kota-kota besar, sudah bisa terkoneksi ke internet. Buktinya gampang, coba tanya dosen mana di jaman sekarang yang nggak punya alamat e-mail? Minimal alamat e-mail bisa dijadikan alasan buat si dosen ketika mengumumkan supaya para mahasiswanya mengumpulkan tugas melalui e-mail beliau.
Jadi, 'melek' teknologi sudah, akses internet sudah. Apa lagi? Tak ada alasan lagi untuk menolak dari tugas menulis buat para dosen di Indonesia. Sebagai dosen, ketika mengajar di hadapan para mahasiswanya, tidak cukup hanya berbekal bacaan dari buku teks. Buku teks betulan, atau buku teks bajakan, atau buku teks dari internet. Terserah. Yang penting dosen harus rajin baca.
Tapi rajin membaca saja masih belum cukup ternyata. Apa yang dibaca harus disarikan lagi dalam bentuk tulisan. Katakanlah seorang dosen mengajar mata kuliah "Antropologi Budaya". Tentu sumber bacaannya bermacam-macam, bukan hanya dari satu buku teks saja. Kalau ada dosen yang masih 'keukeuh' dengan satu sumber buku teks, mahasiswanya wajib komplain. Jaman sekarang gitu lhoh.. ketinggalan update ilmu terkini ya ke laut aje.. Dijamin kalah bersaing sama lulusan perguruan tinggi dari luar Indonesia.
Nah.. sarana menulis jaman sekarang nggak harus lewat kertas. Pikiran boleh lokal, tapi hasil pikiran harus mengglobal. Act locally, Think globally. Ngajar di Indonesia, tapi tulisan harus dibaca sebanyak mungkin orang. Justru dengan menulis pikiran jadi semakin terbuka. Malah makin banyak pertanyaan yang semakin mendorong untuk menggali ilmu lebih luas. Kalau perlu, berguru kepada orang yang lebih pandai. Tak perlu harus bertemu muka, lewat komunikasi e-mail pun tak apa.
Jadi, menulislah. Buat para dosen, mana alamat blog-mu? Jaman gini gitu lhoh..
2 comments:
Buat para dosen, mana alamat blog-mu? Jaman gini gitu lhoh..
Saya dosen, dan ini blog saya www.dikiumbara.com
Sesuai permintaan, ini alamat saya. Mari belajar bersama melalui blog... Salam kenal www.kajiankomunikasi.wordpress.com
Post a Comment