Di situs yang sama, kevan.org, juga ada sebuah penilaian diri yang disebut dengan Nohari Window. Berbeda dengan Johari Window, teknik penilaian Nohari Window menggunakan kata sifat yang berkonotasi negatif, seperti pengecut, kekanak-kanakan, egois, dan semacamnya. Seperti bisa dilihat dari penjelasan singkat di situs tersebut:
The Nohari Window is a challenging inversion of the Johari Window, using antonyms of the original words. By describing your failings from a fixed list of adjectives, then asking your friends and colleagues to describe you from the same list, a grid of perceived and unrecognised weaknesses can be explored.
Penjelasan lebih lengkap tentang Johari dan Nohari Window bisa didapatkan dari situs Wikipedia.
Anda bisa membuat penilaian terhadap diri sendiri, baik melalui cara Johari maupun Nohari, dengan mengunjungi situs kevan.org. Silakan anda buat sendiri Johari Window anda, dan beritahukan saya untuk memberikan penilaian juga :) Jika anda berkenan, tolong berikan penilaian terhadap diri saya juga ya. Untuk Johari Window di sini, dan untuk Nohari Window di sini.
Terima kasih.
Tuesday, 7 March 2006
Monday, 6 March 2006
Johari Window
Tentang Johari Window, beberapa hari sebelumnya di-posting oleh iwan (iwan95.multiply.com).
Beberapa hari setelahnya, ada situs yang memasang penilaian diri (self-assessment) dengan metode Johari Window di kevan.org. Penjelasannya secara ringkas bisa anda lihat di sana. Kalau anda menyempatkan diri melihat-lihat, tolong sempatkan juga berikan penilaian terhadap diri saya. Jangan sungkan-sungkan ya :)
Beberapa hari setelahnya, ada situs yang memasang penilaian diri (self-assessment) dengan metode Johari Window di kevan.org. Penjelasannya secara ringkas bisa anda lihat di sana. Kalau anda menyempatkan diri melihat-lihat, tolong sempatkan juga berikan penilaian terhadap diri saya. Jangan sungkan-sungkan ya :)
Thursday, 2 March 2006
Microsoft Office Templates Home Page
Are you a Microsoft Office user? Are you frequently make presentations? Or making forms to be filled in by your clients? Are you getting bored of default PowerPoint templates?
If you answer one of those questions with yes, then the Microsoft Office Templates Home Page can be useful. In that site, you can find many interesting templates to you PowerPoint presentations. Choose your favorite, and make your clients pay more attention to you next time.
If you answer one of those questions with yes, then the Microsoft Office Templates Home Page can be useful. In that site, you can find many interesting templates to you PowerPoint presentations. Choose your favorite, and make your clients pay more attention to you next time.
Wednesday, 1 March 2006
Information Overload
Mempelajari hal baru di Jaman Internet (JI) sekarang ini sungguh sulit. Mempelajari ilmu baru menjadi sulit terutama jika kita sudah terbiasa dengan pola belajar seperti yang kita lakukan di bangku sekolah. Mulai dari hal-hal dasar, berlanjut dengan latihan-latihan yang lebih sulit, hingga akhirnya secara perlahan-lahan meningkat ke ilmu-ilmu yang jauh lebih rumit.
Jika kita belajar dari buku teks, bisa jadi hal semacam itu masih mudah untuk dilakukan. Tapi pun, di jaman sekarang, semakin banyak buku teks yang disusun tidak secara sistematis. Artinya, anda boleh saja langsung membaca bab sekian dari buku tanpa harus memahami isi dari bab pertama. Sebetulnya tetap muatan buku secara per bab disusun dengan sistematika tertentu, akan tetapi hubungan antar bab sering kali sudah tidak tersusun secara linier seperti yang jamak dilakukan di jaman sebelum tahun 80-an.
Jaman sekarang eranya JI. Ketika kita membuka sebuah situs internet yang memuat informasi tentang topik tertentu, sering kali kita merasakan sendiri secara sadar atau tidak, dalam kepala kita muncul pertanyaan, "Dari mana saya harus memulai?" Tampaknya konsep hyperlink yang menjadi dasar dalam pengembangan internet membuat kita yang terbiasa belajar secara linier menghadapi masalah baru.
Salah satu teknik yang bisa dilakukan untuk mempelajari informasi baru dari internet adalah dengan menggunakan teknik yang kita lakukan ketika kita menyelesaikan sebuah puzzle. Awalnya kita tidak tahu gambar secara keseluruhan dari puzzle yang kita hadapi. Akan tetapi kita sudah tahu bahwa puzzle kita adalah gambar kereta api. Tapi kereta api macam apa? Apa warnanya? Lokomotif atau gerbong? Kereta api diesel atau kereta api uap? Informasi semacam ini tidak diberikan kepada kita, tapi setidaknya kita ada modal sedikit.
Dalam internet, masalahnya agak sedikit lebih rumit. Belajar hal baru kadang kita tidak tahu sepenuhnya makhluk yang akan kita pelajari. Betul-betul barang baru. Tapi paling tidak tekniknya sama, kita mencoba melengkapi bagian-bagian puzzle yang kita dapatkan dari sebuah situs.
Ketika kita mengikuti hyperlink ke konsep yang lain, kita mendapatkan kepingan puzzle yang baru. Berdasarkan apa yang kepingan yang sudah kita dapatkan sebelumnya, kita coba untuk menghubungkan kepingan baru ini dengan kepingan-kepingan yang sudah terkumpul. Begitulah, hingga lama kelamaan makin banyak kepingan baru yang kita kumpulkan. Kepingan baru, informasi baru, pengetahuan baru.
Karena informasi yang kita dapatkan merupakan hal baru, kadang kita salah memahami. Kadang kepingan puzzle yang baru membuat kita salah memahami, tapi bisa juga justru membuat kita semakin paham tentang ilmu baru itu.
Begitulah kira-kira gambaran betapa sulitnya belajar di JI sekarang ini.
Semoga memberi wawasan.
Jika kita belajar dari buku teks, bisa jadi hal semacam itu masih mudah untuk dilakukan. Tapi pun, di jaman sekarang, semakin banyak buku teks yang disusun tidak secara sistematis. Artinya, anda boleh saja langsung membaca bab sekian dari buku tanpa harus memahami isi dari bab pertama. Sebetulnya tetap muatan buku secara per bab disusun dengan sistematika tertentu, akan tetapi hubungan antar bab sering kali sudah tidak tersusun secara linier seperti yang jamak dilakukan di jaman sebelum tahun 80-an.
Jaman sekarang eranya JI. Ketika kita membuka sebuah situs internet yang memuat informasi tentang topik tertentu, sering kali kita merasakan sendiri secara sadar atau tidak, dalam kepala kita muncul pertanyaan, "Dari mana saya harus memulai?" Tampaknya konsep hyperlink yang menjadi dasar dalam pengembangan internet membuat kita yang terbiasa belajar secara linier menghadapi masalah baru.
Salah satu teknik yang bisa dilakukan untuk mempelajari informasi baru dari internet adalah dengan menggunakan teknik yang kita lakukan ketika kita menyelesaikan sebuah puzzle. Awalnya kita tidak tahu gambar secara keseluruhan dari puzzle yang kita hadapi. Akan tetapi kita sudah tahu bahwa puzzle kita adalah gambar kereta api. Tapi kereta api macam apa? Apa warnanya? Lokomotif atau gerbong? Kereta api diesel atau kereta api uap? Informasi semacam ini tidak diberikan kepada kita, tapi setidaknya kita ada modal sedikit.
Dalam internet, masalahnya agak sedikit lebih rumit. Belajar hal baru kadang kita tidak tahu sepenuhnya makhluk yang akan kita pelajari. Betul-betul barang baru. Tapi paling tidak tekniknya sama, kita mencoba melengkapi bagian-bagian puzzle yang kita dapatkan dari sebuah situs.
Ketika kita mengikuti hyperlink ke konsep yang lain, kita mendapatkan kepingan puzzle yang baru. Berdasarkan apa yang kepingan yang sudah kita dapatkan sebelumnya, kita coba untuk menghubungkan kepingan baru ini dengan kepingan-kepingan yang sudah terkumpul. Begitulah, hingga lama kelamaan makin banyak kepingan baru yang kita kumpulkan. Kepingan baru, informasi baru, pengetahuan baru.
Karena informasi yang kita dapatkan merupakan hal baru, kadang kita salah memahami. Kadang kepingan puzzle yang baru membuat kita salah memahami, tapi bisa juga justru membuat kita semakin paham tentang ilmu baru itu.
Begitulah kira-kira gambaran betapa sulitnya belajar di JI sekarang ini.
Semoga memberi wawasan.
Aryanto Surtiadie - 1000 butir kelereng
Renungan tentang pendeknya umur manusia di dunia, dan bagaimana agar tidak terlalu 'gila' dengan pekerjaan dan urusan di luar rumah sendiri.
Silakan baca di link berikut ini
Aryanto Surtiadie - 1000 butir kelereng
Salam untuk keluarga anda tersayang.
Silakan baca di link berikut ini
Aryanto Surtiadie - 1000 butir kelereng
Salam untuk keluarga anda tersayang.
Subscribe to:
Posts (Atom)