Thursday, 15 December 2005

Kapan?

Pertanyaan dengan lima huruf itu sudah sering diajukan kepadaku.

Kapan?

Biasanya aku menjawab, “Sebentar lagi..”

Atau kujawab, “Insya Allah tahun depan.”

Atau, “Secepatnya.”

Atau lagi, “Tunggu aja, InsyaAllah dikasih tau deh kalo udah dateng saatnya.”

Dalam hati aku bertanya-tanya, belum pernah aku menjawab “Tidak tahu.” Padahal kan umur tidak ada seorang pun yang tahu. Coba pikir, mana sempat seseorang memberi tahu orang lain ketika dia sedang sekarat menanti ajal? (“Insya Allah dikasih tahu kalo udah saatnya.”)

Apapun, sekarang giliran saya bertanya, “Kapan?”

Tapi, tidak seperti kebanyakan pertanyaan kapan, saya lebih spesifik bertanya. Kalau hanya bertanya kapan, bisa macam-macam jawabannya, tergantung pemahaman orang yang ditanya. Siapa tahu orang yang ditanya sedang sibuk menyelesaikan tugas kuliah, maka ketika ada orang bertanya “Kapan?” kepadanya, dia bisa menjawab, “Aku nggak bisa ngerjain tugas kuliah dari pak Fulan nih. Susah banget dia kasih tugas.”

Jadi, supaya nggak membingungkan, saya bertanya, “Kapan Anda terakhir kali menulis dengan pena?”

Di jaman modern ini, di mana friendster dan google jadi perbendaharaan kata sehari-hari, orang lebih sering menulis menggunakan papan-bidai. Kalau mahir mengetik 10-jari, aktiflah jari-jarinya bergerak menari-nari. Tapi kalau cuma bisa 11-jari, ya hanya sebelas jari itu saja yang makin berotot.

Ketika pasca-bayar dan voucher menjadi kosa kata sehari-hari, orang menulis bahkan hanya bermodalkan jari jempol saja. Untung saja Allah sudah mendesain ibu jari manusia itu lebih gemuk daripada jari-jari yang lain. Jadi insyaAllah ketika menulis es-em-es jari jempol kita nggak bakalan kurus.

Buat konsultan ay-ti (baca: IT), bisa jadi kepiawaian menggunakan pena makin menurun. Kalau gajinya cukup besar untuk apply kartu kredit, paling-paling pena hanya mampir di tangan ketika menandatangani slip kartu kredit waktu belanja di pasar swalayan atau mol.

Dengar-dengar ada perangkat lunak pemrograman yang betul-betul mengandalkan tetikus (baca: mouse) saja. Wah.. kalau sudah begitu, bikin program seperti main game kali ya, just point, click, and drag.

Kenapa sih saya mempermasalahkan soal tulis-menulis dengan pena? Simpel aja sih.

Adik-adik (atau anak-anak kalo yang udah punya anak) kita di sekolah toh belajar menulis pake pensil dulu. Baru setelah di kelas tiga SD mereka boleh pake pena. Dipikir-pikir, kasihan aja kalo ada anak yang minta diajarin bapak-ibunya nulis, ternyata orang tuanya lebih mahir menulis dengan jempol.

Buat yang masih sering memanfaatkan jasa angkutan umum, pasti pernah ditawarin abang-abang yang jualan pena. Kasian aja liat mereka cari nafkah dengan cara halal tapi dagangannya nggak laku-laku lantaran kita lebih milih nulis pake kibor (baca: keyboard) komputer. Padahal orang-orang kaya nggak perlu bersusah-susah dagang bolpen di jalanan berdebu ibu kota untuk bisa jadi kaya (teganya!)

Sebelum saya akhiri, saya pengen tahu (survey nih ceritanya) kapan sih terakhir anda menulis dengan pena? Maksud saya di sini bukan sekedar menulis satu atau dua kalimat. Minimal satu halaman kertas folio.

Berikan jawaban anda dengan cara menuliskan (kali ini boleh pake kibor komputer) comment di bawah entri blog ini. Selambat-lambatnya.. ah.. tak usahlah pake deadline. Deadline di kantor udah cukup bikin pusing, nanti saya malah bikin pusing anda-anda kalo pasang deadline juga di sini.

Saya tunggu komentarnya ya!

Monday, 14 November 2005

Re: [e-Journal Piawai Menulis] 11/11/2005 05:41:51 PM

--- Dodol Surodol <renatha@gmail.com> wrote:

Halo Surodol! Apa kabarnya dikau? Sudah lama kita tak berjumpa. Di
manakah dikau gerangan berada sekarang?

---------------------------------
Yak, setuju sekali dengan Kakak Anung ini.

--
Posted by Dodol Surodol to e-Journal at 11/11/2005 05:41:51 PM


__________________________________
Yahoo! FareChase: Search multiple travel sites in one click.
http://farechase.yahoo.com

Friday, 11 November 2005

Piawai Menulis

Once upon a time.. berkumpullah Tura dan kawan-kawannya di dunia saiber. Dalam ruangan konferensi maya (virtual room conference). Tura dan kawan-kawannya ngobrol ngalor-ngidul. Sekedar mengenyahkan rasa jenuh dari rutinitas pekerjaan di kantor. Saking ngalor ngidulnya mereka ngobrol, akhirnya topik pembicaraan nyerempet-nyerempet ke masalah WebLog. Ramailah suasana ruang konferensi dengan berbagai pendapat tentang Blog. Akhirnya Tura dan kawan-kawannya menyimpulkan satu hal (jadi setidaknya ada satu hal positif dari perbincangan maya ngalor-ngidul itu). Masing-masing peserta konferensi sepakat untuk membuat blog-nya masing-masing dan setiap mereka wajib mencantumkan link ke blog milik peserta konferensi yang lainnya.

Walhasil, Tura pun kemudian menindaklanjuti hasil perbincangan maya tadi dengan membuat sebuah WebLog di blogger.com. Tak terasa masa sudah terlewat beberapa bulan. Dan sampai saat ini bisa terlihat di antara peserta konferensi tadi siapa yang paling gemar menulis.

Perkara menulis memang tidak semudah seperti tampaknya. Ketika orang melihat penerbitan buku-buku cerita di toko buku yang semakin banyak saja dari hari ke hari, kebanyakan orang melihat menuliskan berbagai cerita sebagai hal yang mudah. Tapi buat orang yang tidak terbiasa, bisa memulai menuliskan kalimat pertama saja sudah menjadi sebuah prestasi besar.

Fenomena Blog buat Tura setidaknya bisa membantu hasrat terpendamnya untuk menorehkan kata, kalimat, dan ide dalam bentuk tulisan. Tak perlu tergantung kepada penerbit mana pun. Jika Tura punya ide, dia sesegera mungkin meraih pena dan kertas (atau membuka perangkat lunak pengolah kata di komputer terdekat) dan segera menuliskan ide-ide yang riuh rendah mengisi kepalanya dalam bentuk tulisan. Sebelum ide-ide tadi pergi dan kembali membuat kepala Tura kembali sunyi sepi. Sebelum Tura lupa apa yang pernah terlintas di dalam kepalanya.

Sebelum ada Blog, hasrat menulis Tura betul-betul terpendam. Saking terpendamnya itu hasrat, Tura sering merasa malas untuk sekedar menyalakan komputernya di rumah dan menuliskan rumpian ide yang numpang lewat di dalam kepalanya. Seringkali setelah komputernya menyala, Tura bukannya menulis tapi malah main game. Atau menulis prosa yang hanya dimengerti oleh kompilator komputer (dan terciptalah banyak program-program komputer kecil yang tidak terlalu bermanfaat).

Alhamdulillah kebiasaan Tura untuk mudah teralihkan perhatiannya ketika menyalakan komputer sudah mulai berkurang sekarang. Jadi dia lebih aktif menulis sekarang. Dan dia senang karena tulisannya tidak perlu disunat di sana-sini oleh editor penerbit. Karena tulisannya bisa langsung dia terbitkan di blognya sendiri (bedanya, di blog semuanya serba gratis. Sampe-sampe Tura juga nggak dapet uang sepeserpun dari kegiatannya menerbitkan tulisan di Blog).

Monday, 31 October 2005

Ikhtiar dan Harapan

Hidup di dunia bukan hanya untuk hari ini atau hari esok saja. Harus kau pikirkan akan jadi apa dirimu 10 tahun lagi.

Namun demikian..jangan lupa bahwa ajal bisa datang setiap saat. Kalaupun cita-citamu 10 tahun lagi tidak tercapai karena ajalmu datang di akhir hari ini, Allah mencatat niat dan usahamu sepanjang hari ini sebagai amal baik.

Kata Rasulullah, “Jikalau di tanganmu ada sebutir benih, tanamlah benih itu walaupun besok kiamat.”

Allah berfirman, “Janganlah engkau memutuskan asamu kepadaKu, sesungguhnya orang yang patah harapan itu adalah orang kafir.”

21:11:35

Tuesday, 25 October 2005

Good Guy and Bad Guy

Kata Rasul, “Sebaik-baik manusia di hadapan Allah adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”

Kalau ada orang yang paling tidak berguna bagi orang lain, termasuk mengambil hak orang lain, berarti dia seburuk-buruk manusia di hadapan Allah. Betul?

Coba tengok keadaan bangsa ini. Agung Laksono dengan tega mengusulkan kenaikan gaji bulanan Wakil Rakyat yang Terhormat. Emang duitnya diambil dari mana sih Pak Dhe Agung? Dari pajak rakyat kecil toh? Kok Pak Dhe tega sih ngambil hak orang lain? Pak Dhe Agung mau jadi manusia terburuk di hadapan Allah?

Wednesday, 21 September 2005

(look like) Never Ending Job

..kerjaan yang kemaren-kemaren belon juga kelar..daftar tugasnya udah nambah lagi..

Tuesday, 20 September 2005

Finding Out New Things

It’s always interesting to find out new things, how things work. Yesterday morning when I was on the bus I saw a car with its wheel spins rapidly. Jari-jari rodanya jadi seperti transparan.

Aku jadi inget cerita bapak dulu tentang ide cloaking device. Idenya ya sesederhana itu, mirip juga dengan ide baling-baling kipas angin.

Di samping itu, beberapa hal di internet – termasuk di blogger.com sendiri – ada yang baru. Ada Blogger for Windows, ada Wikipedia, dan ada beberapa hal baru yang lain.

Sesuatu yang baru memang selalu menarik. Gue rasa tiap orang kalo dapet objek baru bakalan bertahan beberapa lama untuk mengeksplorasi ‘mainan’ baru itu.

Handphone baru.

Komputer baru.

Buku baru.

Mobil baru.

Blogspot baru.

Saturday, 17 September 2005

Sedia Payung Sebelum Membuat Orang lain Susah

Hari Jumat saya pulang malam dari daerah Grogol Jakarta Barat. Cuaca masih normal, tidak mendung, tidak juga cerah. Malah cenderung gerah. Pukul 21.00 baru saya dapat bis ke arah Selatan.

Sampai di Slipi Jaya, kondisi cuaca dan lalu lintas masih normal. Biasanya di akhir minggu seperti ini (hari Jumat malam) kondisi lalu lintas cukup padat. Mungkin kebanyakan orang lebih memilih pulang lebih cepat hari ini, karena kebetulan hari Jumat minggu ini berbarengan dengan pertandingan sepak bola Liga Indonesia yang sudah masuk babak 8 besar.

Menjelang daerah Slipi, hujan mulai turun. Kalau hujan turun di Jakarta, jalanan pasti macet. Ternyata benar. Begitu bis yang saya tumpangi mulai berjalan ke arah gedung BPK, lalu lintas pun mulai macet. Betul-betul tidak bergerak. Untungnya sopir bis segera ambil inisiatif untuk masuk jalur tol (kebetulan juga pas di depan gedung BPK ada pintu masuk tol, kalau nggak ada ya saya terpaksa ikut bermacet-macet ria malam ini).

Awalnya saya pikir kemacetan tadi hanya karena sebab yang biasa terjadi di Jakarta kala hujan turun, para pengendara kendaraan bermotor lebih berhati-hati mengemudikan kendaraannya karena jalan licin.

Ternyata keadaannya lebih buruk. Dalam kondisi jalan licin, lalu lintas masih bisa berjalan. Malam ini kejadiannya betul-betul lebih parah daripada situasi yang biasanya terjadi. Lalu lintas sepanjang depan gedung BPK sampai di bawah jembatan layang yang mengarah ke TVRI memang benar-benar macet total, tak ada satu pun kendaraan yang bisa jalan. Padahal selepas jembatan, keadaan jalan kosong melompong (kecuali diisi dengan air yang turun dari langit).

Kemacetan malam ini rupanya terjadi karena para pengendara motor lebih memilih menutupi jalan di bawah jembatan layang sehingga kendaraan lain sama sekali tidak bisa lewat.

Betul-betul parah.

Begitulah akibat kalau kita tidak sedia payung sebelum hujan (dalam kasus pengendara sepeda motor, payung lebih tepat digantikan dengan jas hujan). Gara-gara kita tidak mau bersusah payah menyiapkan jas hujan, sekian ratus orang yang sudah lelah dan segera ingin pulang ke rumahnya mau tak mau ngedumel di belakang para pengendara motor itu.

Sunday, 11 September 2005

Onrust Pictures

Finally i have a chance to upload some (there are still some pictures yet to be uploaded) pictures to my fotopic album. Those last pictures were taken while I were sailing with Sahabat Museum friends to four of many islands in Kepulauan Seribu. We visited Bidadari island, Cipir island, and Onrust island. Another island we couldn't visit is Cipir island, the smallest of the four islands in the area. Thouse islands have historical influence to Jakarta. Check the pictures at my fotopic album.

Sunday, 4 September 2005

Re: [e-Journal] 7/04/2005 08:44:00 AM

--- "Anung B. Ariwibowo" <barliant@yahoo.com> wrote:

> Begitulah.. ngomporin diri sendiri untuk pindah pohon Juw :)
>
> --- juwi <noreply-comment@blogger.com> wrote:
>
>
> ---------------------------------
> Lho, kok kayaknya jadi tren sih, topik begini akhir-akhir ini :( ?
> Ada apa, Nung?
>
> --
> Posted by juwi to e-Journal at 7/04/2005 08:44:00 AM
>
>
> --
> Ag.B -- barliant@duabelas.net
> Aspire, Empire, Expire, Inspire, Perspire, Respire, Transpire
>
>
>
> __________________________________
> Yahoo! Mail Mobile
> Take Yahoo! Mail with you! Check email on your mobile phone.
> http://mobile.yahoo.com/learn/mail
>

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Re: [Bahasaku] 9/04/2005 06:52:13 AM

--- Anonymous <anonymous-comment@blogger.com> wrote:

---------------------------------
Great blog you have here! Very interesting stuff

SHOCKING Teeth Whitening
blog. It contains MUST SEE stuff about Teeth Whitening.
Come and check it out if you dare ;-)

--
Posted by Anonymous to Bahasaku at 9/04/2005 06:52:13 AM

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Thursday, 1 September 2005

Asalnya cicak

Coba dipikir..hebatnya Allah..kemahakuasaanNya. Coba perhatikan contoh kecil ini: awalnya padang ilalang. Di sana binatang-binatang yang hidup apa sih paling-paling? Kalo padang ilalang itu dibabat terus dibangun rumah.. lho.. kok bisa ada cicak ya? Dari mana itu datengnya si cicak? Padahal waktu masih padang ilalang tak dihuni manusia nggak keliatan itu cicak.


Subhanallah.

Tuesday, 30 August 2005

New Fotopic Link

Although I have some pictures to upload, it has been so long I don't update my cyber-album at fotopic.net. My job is dominating my time. I hope there's enough time to edit those pictures. By the time they're ready, it can be seen at my fotopic gallery.

At the mean time, while you are waiting for those pictures shown up in the gallery, you can see my friend's photographs. He just bought a Panasonic FZ5 digital camera. The result is very good. Check it out!

Wednesday, 17 August 2005

Merdeka

Bulan Agustus ini, bangsa Indonesia merayakan ulang tahun kemerdekaan. Sudah tua untuk ukuran seorang manusia, tapi mungkin untuk ukuran sebuah bangsa, apalagi bangsa sebesar Indonesia, 60 tahun bisa dibilang remaja.

Bagaimanapun, waktu sepanjang itu seharusnya sudah cukup untuk betul-betul memerdekakan bangsa ini dari pola pikir yang terkekang. Cobalah renungkan, apakah kehidupan keseharian kita sudah bisa dibilang merdeka?

Hand phone berbagai macam jenis bisa ditemukan di negeri ini, terutama di kota-kota besar. Banyak orang yang membeli handset keluaran terbaru tanpa tahu bagaimana mengoperasikan fitur-fitur canggih yang tersedia. Membeli handset keluaran terbaru semata-mata hanya karena gengsi. Apakah ini sikap merdeka? Pikiran kebanyakan warga kota besar di Indonesia masih terbelenggu dengan nafsu 'gengsi', tidak mau ketinggalan menuruti nafsunya ingin memiliki barang mahal dan canggih.

Kebanyakan bangsa ini masih terjajah oleh nafsunya.

Sekolah, kursus, dan perguruan tinggi menjamur di mana-mana. Pendidikan jadi industri. Tidak peduli rakyat kebanyakan masih kesulitan mengumpulkan uang untuk membayar biaya pendidikan yang begitu mahalnya. Yang terpikir bagaimana mendapatkan untung dari penyelenggaraan pendidikan, alih-alih membuat pintar orang.

Kebanyakan bangsa ini masih terjajah oleh nafsunya ingin memperkaya diri.
Kebanyakan bangsa ini masih terjajah oleh kebodohan. Ironisnya kebanyakan orang pandai justru menjajah saudara sendiri.

Walhasil kebanyakan generasi muda bangsa ini, terutama di kota besar, pergi ke sekolah setiap pagi demi mencari nilai bagus. Tak peduli ilmu tidak didapat, nilai bagus bisa didapat dari mencontek pekerjaan orang lain.

Kebanyakan bangsa ini masih belum mandiri, tidak percaya diri dengan kemampuan sendiri untuk bangkit menggunakan akal dan pikiran sendiri, membuat sebuah karya milik sendiri.

Tak heran jika rasa memiliki sebagian orang di negeri ini begitu rendahnya. Aset negara pun dibiarkan lepas demi kepentingan jangka pendek. Kedudukan kita pun lemah di hadapan bangsa-bangsa lain karena kita tidak punya kemampuan yang membanggakan, masih tergantung dari bangsa lain.

Sudah 60 tahun negara ini menyatakan kemerdekaannya, tapi tampaknya kebanyakan orang lupa bahwa Proklamasi adalah awal dari perjuangan yang lebih panjang. Perjuangan untuk membuktikan bahwa negeri bernama Indonesia memang benar-benar merdeka.

Friday, 5 August 2005

PDIP

Beberapa minggu yang lalu rakyat negeri ini sempat dibuat mangkel sama kelakuan para wakil rakyat yang terhormat.

Di saat kebanyakan rakyat negeri ini sedang menderita mereka dengan tidak peduli malah jalan-jalan ke luar negeri. Alasannya untuk studi banding.

Emangnya apa sih yang di-studi banding? Kinerja parlemen di negara-negara maju? Emangnya setelah studi banding mereka jadi semakin pintar untuk meningkatkan kinerja Dewan Yang Terhormat? Rasanya dari dulu udah sering ada studi banding ke luar negeri, tapi para anggota Dewan Yang Terhormat tampak tidak semakin pandai (justru semakin pandai menghambur-hamburkan uang).

Saya tidak heran kalau anggota Dewan yang ngotot pengen melakukan studi banding berasal dari Fraksi PDIP. Sebab, PDIP itu nyatanya adalah kependekan dari Perbanyak Duit, Ingkari Perjuangan.

Jadi, apapun yang terjadi, dalam pemilu mendatang, jangan pilih wakil dari partai yang satu itu ya! Bikin rakyat sengsara aja!

Thursday, 4 August 2005

Tjerdas Tangkas dan Bahasaku

Jaman gue SD dulu, salah dua mata pelajaran yang paling gue suka adalah Matematika dan Bahasa Indonesia. Di samping kedua mata pelajaran ini, mata pelajaran lain yang gue suka adalah IPA dan Agama Islam.

Kalo udah masuk jam pelajaran IPA, asik banget ngedengerin Pak Guru atau Bu Guru cerita tentang konsep-konsep Pengetahuan Alam. Kalo jamnya pelajaran Agama, gue keasikan dengerin cerita Nabi-nabi dan kisah-kisah Rasul-rasul jaman dulu.

Kalo pelajaran bahasa Indonesia, sebenernya tergantung dari buku yang dipake sih. Dulu waktu gue SD, pelajaran bahasa Indonesia sempet pake beberapa paket buku. Waktu di kelas 4 gue agak males belajar bahasa, karena wali kelasnya ngotot pake buku yang lain. Mbingungin deh kalo pake buku selain paket buku Bahasaku.

Gue suka aja kalo belajar pake buku Bahasaku. Banyak ceritanya! Udah gitu satu paket buku biasanya ada buku pengiring. Jadi selain buku utama yang dipake buat belajar (isinya pertanyaan dan pengenalan konsep bahasa), ada juga buku pengiring. Buku pengiring ini seluruh buku isinya cerita semua! Betah deh bacanya.

Nah kalo jam pelajaran matematika, gue suka karena ada soal cerita. "Amir bermain kelereng dengan temannya. Sebelum mulai bermain, Amir memiliki 20 kelereng. Setelah bermain dengan Hasan, Amir memiliki 11 kelereng. Berapa kelerengkah kekalahan Amir?". Pertanyaan-pertanyaan dengan soal cerita kayak begini bisa ditemuin di buku Cerdas Tangkas. Gue juga suka gambar-gambar yang ada di buku itu. Suasana pedesaan banget! Jaman sekarang gue idup di Jakarta sumpek banget rasanya ngeliat gedung di setiap pojokan jalan. Belon lagi kemacetan di mana-mana.

Masih inget gue, di buku Cerdas Tangkas ada ilustrasi yang menggambarkan jaman dulu orang dari desa ke kota naik otobis.

Enak gitu lho.. konsep pengurangan langsung dikenalin buat dipake dalam kehidupan sehari-hari. Jadi gampang nyantolnya.

Udah gitu.. buku-buku yang gue pake itu kebanyakan lungsuran dari kakak gue. Padahal kakak gue terpaut 6 tahun di atas gue, bukunya masih bisa gue pake buat belajar di SD. Jaman sekarang mana bisa begitu. Ganti menteri ganti buku bo'. Masih mending kalo nggak dipaksain, jaman sekarang buku harus beli, kalo nggak beli itu buku baru mana bisa dapet nilai bagus di rapor. Susah deh pendidikan di Indonesia jaman sekarang.

Gue pikir sistem pendidikan dasar di Indonesia saat ini justru ngajarin anak-anak untuk beli nilai dengan uang. "Kalo punya uang, lu bisa beli buku buat pelajaran di sekolah. Kalo lu punya buku, lu bisa dapet nilai bagus." (Jadi kalo mau dapet nilai bagus, lu musti punya uang).

Mau dibawa ke mana Indonesia 10 tahun lagi ya?

Saturday, 30 July 2005

Yang Kaya Semakin Kaya

Ini tentang realitas kehidupan masyarakat modern. Utamanya masyarakat di negeri yang terjajah secara ideologis dan mental.

Cobalah tengok sekeliling anda. Iming-iming hadiah ada di mana-mana. Beli sabun colek, bisa dapat hadiah. Menabung di bank Mi'un, bisa dapat hadiah.

Pikirkan baik-baik. Rakyat golongan mana yang bisa dapat hadiah? Siapa pun bisa? Jangan tertipu!

Rakyat kecil hanya menyumbangkan uangnya yang tidak seberapa buat orang-orang yang sudah punya uang berlebih. Semakin banyak anda punya uang, semakin banyak anda bisa beli barang, semakin besar juga kesempatan anda bisa dapat hadiah.

Kenyataan paling jelas bisa anda lihat di banyak bank. Undian hadiah bank ditarik setiap hari, disiarkan di teve-teve. Perhatikan lah siapa yang dapat hadiah. Kebanyakan orang-orang dari kota besar. Mereka dapat mobil (Dan kemacetan di kota besar pun semakin parah).

Buat anda produsen produk apapun, kalau anda memang mau memberikan hadiah, Ikhlas lah. Jangan berharap apa pun. Berikan lah hadiah itu kepada siapa pun tanpa harus mempertimbangkan ini itu. Tak perlu dilihat saldo yang ada di rekening berapa. Orang yang saldo rekeningnya kecil pun seharusnya punya kesempatan yang sama dapat hadiah.

Hadiahnya pun yang bisa mencerdaskan lah. Jangan hanya hadiah yang wujudnya mewah. Rakyat kecil dikasih hadiah mobil mewah mana mampu membiayai perawatan?

Cobalah lagi tengok sekeliling anda. Iming-iming hadiah toh tidak selalu bisa ditemukan. Kalau anda beli buku, anda tidak dapat hadiah apapun. Rakyat negeri ini diiming-imingi hadiah kalau beli barang yang sifatnya konsumtif. Kalau beli barang yang bisa mencerdaskan, yang bisa menambah isi kepala dengan pemahaman-pemahaman baru, tak ada hadiah.

Budaya membaca pun makin tertinggal jauh daripada kehidupan konsumtif. Dan bangsa ini tidak semakin pintar.

Thursday, 30 June 2005

Escape Pod

Kami terima surat pemberitahuan itu hari ini. Surat Keputusan Rektor tentang "Peraturan Pemutusan Hubungan Kerja dan Imbal Jasa dalam bentuk Uang Pesangon dan / atau Uang Penghargaan Masa Kerja Bagi Karyawan Universitas Trisakti"

Judul SK-nya aja udah panjang banget yah? Apalagi isi SK-nya.

..to list some of sentences written in the letter:

Karyawan dapat diputus hubungan kerjanya karena adanya reorganisasi / restrukturisasi, rasionalisasi atau relokasi sesuai dengan peraturan yang berlaku;

...

Dalam hal PHK karena adanya reorganisasi / restrukturisasi, rasionalisasi atau relokasi, maka karyawan berhak atas Uang Pesangon 2 (dua) kali ketentuan dan 1 (satu) kali Uang Penghargaan Masa Kerja, kecuali ditentukan lain atas persetujuan kedua belah pihak.

Dalam hal PHK massal, karena Universitas tutup dan / atau force majeur, maka karyawan berhak atas Uang Pesangon dan Uang Penghargaan Masa Kerja, yang besarnya ditentukan berdasarkan persetujuan kedua belah pihak.

...

Pemberian Uang Pesangon dan / atau Uang Penghargaan Masa Kerja pada saat yang bersangkutan berhenti sebagai karyawan Universitas ditetapkan dengan Keputusan Rektor.

Wednesday, 22 June 2005

Happy Birthday Jakarta (part 2)

Mengingat kesemrawutan lalu lintas Jakarta jaman sekarang ini, saya jadi ngiri sama fasilitas angkutan umum di negara lain yang bisa teratur dan nyaman.

Silakan klik judul posting ini, paling tidak bisa dilihat warga Jakarta nggak mau ngerawat fasilitas publiknya sendiri.

Apakah terlalu banyak preman di Jakarta ini?

Happy Birthday Jakarta (part 1)

On 22 June, Jakarta is having its Birthday.

This is just a reminder to the one who forget.

Tuesday, 21 June 2005

New BlogFriend Item

Setelah saling bermaaf-maafan, blog-ku ini bertambah satu anggota lagi.

Welcome on board Wis! Jangan suka marahan lagi yah.. jangan suka cuek-cuekan lagi.. :)

Sunday, 5 June 2005

\trefik jem\ II

Warga jakarta emang ajaib. Orang-orang yang kerjanya di pusat kota jakarta sebagian besar nggak tinggal di jakarta. Mereka pulang pergi dari rumah mereka ke jakarta. Rumah tempat tinggal mereka kebanyakan besar di pinggiran jakarta. Bekasi, bogor, depok, tangerang, parung, sukabumi.

Coba dipikir pelan-pelan. Mereka berangkat dari rumah pagi-pagi buta (kasian anak-anak mereka nggak pernah salam sungkem sama orang tua mereka kalo mereka berangkat sekolah). Sampe jakarta ketemu dengan sesama teman pekerja dari sekeliling pinggiran jakarta. Saking banyaknya teman pekerja, jalanan pun jadi macet.

Sampe kantor paling cepet jam 8.

Fenomena sekarang sampe kantor jam 8 itu udah prestasi. Makin lama makin sering sampe kantor lebih siang daripada minggu-minggu sebelumnya.

Jam 12.. pergi ke luar kantor makan siang. Itu pun sekali lagi dilakukan secara massal. Jalanan pun jadi macet lagi. Akibatnya untuk makan siang aja paling nggak butuh waktu satu jam. Mungkin bisa sampe dua jam. Sampe kantor udah capek karena berpanas-panasan di luar (iklim jakarta itu kejam bo’!)

Jam 4 sore.. udah siap-siap mau pulang..

Terus.. kalo dipikir-pikir.. jam kerja orang-orang itu seharinya efektif berapa jam ya?

Saturday, 28 May 2005

Sinetron Korea

Beberapa minggu belakangan, aku ketagihan nonton sinetron korea. Tadinya sih cuek-cuekan pas ibu nonton sore-sore. Tapi pelan-pelan sambil nemenin nonton aku nyimak juga. Ternyata ceritanya bagus. Yang lebih bagus lagi adalah akting pemerannya. Beda jauh sama akting artis-artis indonesia.


Sinetron indonesia itu.. parah banget deh. Nggak keitung yang jalan ceritanya dipaksain. Aktingnya juga kaku. Belon lagi ide ceritanya yang nggak jauh-jauh dari ‘trend masa kini’. Kalo ada yang bikin sinetron bertema pocong dan laku.. rame-rame dah tuh yang lain ikutan bikin
sinetron pocong. Sekarang ini yang lagi nge-trend adalah reality show dan cerita-cerita mistis.


Sedih.


Sinetron-sinetron mistis bukannya ngedidik pemirsa malah memberikan citra buruk tentang Islam. Padahal Islam itu bukan agama pengusir setan. Juga bukan agama yang cuma bisa nyeritain hal-hal menakutkan ketika orang sudah mati. Apa gunanya orang diceritain azab kubur kalo korupsi tetep jalan maju tak gentar?


Reality show nggak jauh beda. Contoh paling parah adalah reality show ‘uang kaget’. Idenya bagus kok.. ngasih rejeki orang. Tapi apakah ngasih rejeki orang untuk kemudian langsung dibelanjakan bisa dikategorikan mendidik? Pemirsa justru disodorin pemahaman kalo dapet rejeki banyak, langsung diabisin yah. Jangan ditabung! Nabung itu tabu dalam reality show! Karena efek reality-nya nggak keliatan kalo orang dapet rejeki nomplok terus uangnya ditabungin. Masak dari episode ke episode penayangan adegannya hanya orang buka rekening bank? Nggak lucu itu! Nggak menarik sponsor untuk masang iklan!


Reality show emang ujung-ujungnya narik rejeki dari sponsor kok. Nggak perlu mikir panjang-panjang untuk bisa sampe ke kesimpulan seperti ini. Yang makin kaya justru stasiun teve dan rumah produksi. Rakyat jelata mah tetep aja miskin. Kalo emang niat baik mau ngasih rejeki nomplok, kenapa uangnya nggak disumbangin aja tuh ke sekolah atau yayasan pendidikan? Manfaatnya lebih kerasa sama orang banyak ketimbang cuma beberapa gelintir orang yang bisa ngerasain enaknya punya duit berlebih.


Begitulah.. tayangan teve di indonesia ini lebih mementingkan segi komersialnya daripada aspek pendidikannya. Yang penting penyelenggara acara untung, nggak peduli acaranya bikin orang susah.


Jauh beda sama sinetron korea. Sama-sama menghibur, tapi jauh lebih mendidik sinetron korea daripada sinetron indonesia. Cerita jatuh cinta punya sinetron korea mungkin nggak bisa dikatakan ada aspek pendidikannya, tapi paling nggak mereka nggak ngajarin bunuh-bunuhan dan iri hati. Itu jauh lebih bagus daripada isi sinetron indonesia yang bisanya cuma ngajarin iri hati antara mertua dan menantu, antara si cantik rupa (tapi kaya) dan si jelek (tapi miskin).

About One Direction Blogs

One Direction Blogs is really a list of blogs written by other people. Why I called it One Direction? Because I know they are writing their blogs, he/she doesn't know I write my blog. So..it is really One Direction.

Thursday, 12 May 2005

From mail

Hi.. this is just only a test. Blogspot says I can send a post from
e-mail, sent to a secret e-mail address at blogger.com.

--
Ag.B -- barliant@duabelas.net
Aspire, Empire, Expire, Inspire, Perspire, Respire, Transpire


Yahoo! Mail
Stay connected, organized, and protected. Take the tour:
http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html

Doeabelas Mei

For those English readers, apologize me to write this article in Bahasa Indonesia. For those Bahasa Indonesia readers, apologize me not to write using ejaan yang benar.

Hari ini sudah 7 tahun kejadian 12 Mei 1998 berlalu. Di antara 7 kali upacara peringatan 12 Mei, saya hanya ikut 4 di antaranya. Tahun lalu saya sengaja nggak ikut, karena mulai merasa ada keanehan dan terasa muatan politisnya.

Pagi ini, saya ikut lagi upacaranya. Hanya karena perasaan ingin tahu aja apakah ada perubahan yang mencolok setelah 7 tahun berlalu. Sambil jalan ke lapangan upacara, tadi mikir-mikir, ini kasusnya mirip-mirip sama nine-eleven-nya Osama bin Laden. Mungkin skalanya aja yang lebih kecil.

Sejak tahun lalu, saya mulai merasakan ada kejanggalan dalam peringatan kasus 12 Mei ini. Setiap kali upacara 12 Mei diadakan, selalu saja yang diundang adalah justru para dosen dan karyawan. Bagaimana dengan mahasiswa? Hanya perwakilan BEM. Isn't it strange?

Padahal yang jadi korban peristiwa 12 Mei 98 itu jelas-jelas mahasiswa. Nggak ada satu pun dosen atau karyawan yang jadi korban. Lha kok ketika peristiwa itu diperingati, hanya segelintir mahasiswa yang diajak.

Rupanya bukan hanya saya yang merasakan keanehan ini. Paling tidak ada salah satu rekan karyawan yang tadi bareng-bareng berangkat ke lapangan upacara merasakan hal yang sama. Dia bilang, "Pejabat universitas ini orang-orang akademik semua, tapi kok cara berpikirnya nggak akademis ya?" Ini bukan saya lho yang ngomong. Tapi siapa pun yang ngomong, dipikir-pikir dulu lah, kenyataannya bener begitu nggak?

Ada lagi yang aneh. Mahasiswa yang ikut upacara hanya perwakilan. Lalu sisanya yang lain ke mana? Di rumah! Kok bisa? Ya bisa aja, kan udah diumumin beberapa hari sebelumnya kalo tanggal 12 Mei semua kegiatan akademik dan kegiatan pelayanan akademik ditiadakan. Buat mahasiswa yang hidup di tengah kota Jakarta, yang deket dengan 4 pusat perbelanjaan, hal semacam ini disambut dengan "Asik! Gue bisa libur!"

Kayak gini ini Reformatif? Apa Reformasi itu artinya bikin orang supaya jadi malas ya?

Satu lagi yang aneh. Ini kasus kan tahun 98 dulu nggak cuma mahasiswa Trisakti yang ikut terlibat. Lha kenapa peringatannya hanya diperingati di sini doang? Kenapa nggak BEM se-Jakarta ikut terlibat?


Lihat juga berita di situs berita detik.com hari ini (klik judul artikel ini). Kasus 12 Mei cenderung memudar dan dilupakan. Saya jadi mikir, Kapan ya tanggal 12 Mei nggak cuma dijadiin hari peringatan gugurnya pahlawan Reformasi, tapi justru yang lebih penting, 12 Mei diperingati sebagai hari terungkapnya kasus 12 Mei.

Bukankah itu lebih penting?

Bisakah anda bayangkan apa yang dirasakan oleh orang tua para mahasiswa yang jadi korban penembakan 12 Mei? Udah 7 tahun nggak jelas siapa yang memerintahkan penembakan itu. Apa nggak capek? Apa nggak habis uang dan waktu untuk meminta penjelasan?

Semuanya ditutup-tutupi kan?

Karena itu tadi pagi saya mikir kasus 12 Mei ini mirip nine-eleven. Boleh jadi kita menyebutnya twelve-five, 12/5.

Tulisan ini saya buat atas dasar keinginan untuk mencari tahu ada apa sebenarnya yang terjadi. Saya ingin mencari tahu jawaban atas pertanyaan Why?

Gara-gara kejadian 12 Mei, kampus ini disebut Kampus Pahlawan Reformasi. Well.. kalo dipikir baik-baik emang bener sih. Mereka yang jadi korban boleh lah disebut Pahlawan. Tapi sayangnya yang masih hidup tidak reformatif.

Nyontek masih jadi kebudayaan. Aturan Batas Masa Studi masih bisa dinegosiasikan. Kriteria kelulusan mahasiswa kadang juga masih bisa dinegosiasikan. Mahasiswa datang ke kampus lebih banyak yang karena gengsi ingin pamer handphone baru atau fashion gaya baru.

Dosen yang seharusnya punya tugas utama ngajar, seringkali ditambahi dengan beban kerja administratif yang seabreg-abreg. Rapat sini lah, rapat situ lah. Berapa kali jadwal kuliah dikorbankan karena dosen pengajarnya ikut rapat ini dan itu. Dengan akting mirip akrobat seperti itu, mana bisa dosen bikin penelitian yang serius? Kapan dosen di kampus ini bisa menyaingi penelitian dari negara tetangga? Jangan pikirkan negara maju, dibandingkan dengan negara tetangga aja belum tentu kita bisa bersaing gara-gara sering akrobatik jungkir balik dengan tugas administratif.

Pernah ada kawan selama 5 hari kerja dalam seminggu selalu merapatkan barisan. Kerjaannya dari rapat ke rapat. Mirip anggota dewan yang terhormat aja.

Gimana bisa terhormat coba? Padahal kesejahteraan karyawan dan dosen seringkali masih diabaikan. Menurut salah satu sumber, salah satu pejabat pernah bilang begini, "Lha karyawan itu nggak pernah demo minta kenaikan gaji kok, berarti kan mereka merasa cukup dengan gaji yang diberikan?". Akademisi yang nggak berpola pikir akademis! Emangnya biaya hidup di Jakarta itu berapa? Gaji karyawan berapa? Bisa nabung nggak mereka buat masa depan keluarganya?

Bukan orang Indonesia namanya kalo nggak bisa bikin joke dari kenyataan pahit semacam itu. Salah seorang temen bilang, "Kalo kerja di sini selama setahun pertama gajinya pas-pasan. Tahun kedua dan seterusnya akan kembali menjadi biasa. Terbiasa digaji pas-pasan". Ironic but true.

Ini udah kepanjangan kali ya? Tapi ijinkan saya ngebahas satu contoh kasus lagi dari masalah ini.

Anda tahu harga buku teks sekarang itu berapa? Idealnya, kalo mau selalu up-to-date, dosen sebagai pengajar kan musti tahu perkembangan teknologi terakhir, iya kan? Nah.. bicara tentang sumber informasi terakhir, salah satunya bisa diambil dari buku teks. Buku teks ini idealnya digunakan sebagai bahan mengajar di kelas.

Katanya sih reformasi. Kenyataannya untuk satu tahun setiap dosen berhak menerima uang sebesar Rp.150.000,- untuk membeli buku baru. Mau dapet buku apa dengan uang sebesar itu? (sekali lagi, ini pola kebijakan yang nggak akademik dalam lingkungan pejabat yang sebagian besar punya gelar akademik). Padahal seorang dosen minimal mengajar 2 mata kuliah yang berbeda. Idealnya tiap mata kuliah perlu di-update dengan informasi baru dong. Tujuh puluh lima ribu rupiah mau beli buku baru apa?

Cukup lah dulu sampe sini. Mau dipanjangin kalo nggak ada aksi perubahan reformatif ya tetep begini-begini aja keadaannya. Kalo ada yang baca ya saya mohon maaf. Saya hanya mengungkapkan kenyataan yang ada, bukan bermaksud mengungkap aib. Maksud saya supaya ini bisa jadi bahan evaluasi, mana yang sebetulnya perlu direformasi. Upacara seremonial tiap tahunnya, atau kebudayaan kita yang pengen direformasi?

Yah.. untuk sementara waktu, paling-paling karyawan dan dosen disuruh untuk bisa survive dulu dengan keadaan yang ada. Tapi mau sampe kapan?

Tuesday, 10 May 2005

Tarian Tangan (hand dance)

Dari hari ke hari Tura merasakan dorongan hatinya untuk menulis semakin kuat. Dari waktu ke waktu Tura merasakan bahwa menulis adalah kebutuhannya. Tura merasa butuh menuliskan apa yang dia pikirkan, apa yang dia rasakan, apa yang dia dengar. Tura membutuhkan media ekspresi tulisan seperti dia butuh menghembuskan udara dari paru-parunya. Tak ada seorangpun manusia hidup yang mampu menahan untuk tidak menghembuskan nafas. Kecuali orang itu ingin bunuh diri.

Dari waktu ke waktu Tura merasakan tangannya semakin tidak betah untuk berdiam diri. Tura ingin tangannya segera memegang pena dan membuat pena itu menari-nari di atas lembaran kertas kosong.

Monday, 9 May 2005

\trefik jem\ I

If you live in Jakarta, you know very well what I mean.

Two months ago..lasts for about 2 years maybe..every Monday morning we had a traffic jam in Jakarta's roads and streets. You can go very early, but you will get to the office almost midday.

What is wrong?

From day to day, Jakarta streets is filled by more and more vehicles. Especially motorcycle. Yes, it is true! No doubt the growth of motorcycle population is increasing. many tv quizzes give cars or motorcycles as prizes. Banks give prizes to their 'loyal' customers.

The traffic jam is going crazies in Monday morning, when people go to their offices in the first day of week. But it is interesting to observe that for about one month now, the pattern is changing. The highest morning traffic jam is now almost always happen on Tuesday, not Monday anymore. Seems Jakarta citizens think, 'Hey, this is Moday, most people go to their office early. So I better go later. I'll go early tomorrow.'

Not only one person who thinks like that, but many of them.

The pattern might shift next year, the highest morning traffic would be on Wednesday. Maybe.

Whatever the pattern looks like, Jakarta is not a peaceful place to live.

Sunday, 8 May 2005

Trash City

This is a true story. A real sad story. A dissapointing facts about very famous city.

If you ever went to Jakarta, or if you are a Jakarta citizen, you'll find what I write is true. By the time I write this, I don't know when it will changed. IMHO the earliest will be next two generations (assuming we are taking actions now).

If you are in Jakarta, or if you will be in Jakarta in the next few days, don't forget to take an observations on Jakarta's street. Not only 'Jalan Protokol', but the ordinary streets in Jakarta. You can easily find trash everywhere.

Sad but true.

You can even find people on the public bus trashing an empty can of softdrinks to the street. Without feeling guilty. Without thinking there might be other people standing on the street hit by the empty can. Without even thinking what will they do if other people trashing on their face.

More sadder facts can be found, if you lucky enough, to see a trash is thrown out through the window of expensive cars. If you are curious to see these events, try to watch it in a highway (Jalan Tol).

Those Uneducated Rich People.

No doubts if the rain falls, you can experience floods everywhere. And still the Jakarta citizens blaming their government (Pemerintah Daerah DKI Jakarta).

Why not blaming on theirself?

Tuesday, 26 April 2005

I found this article from my mail archive. It was dated back to 1998. A friend of mine, who at that time works at fmi.com, got this article from her friend who works at the same office. It has some comments written in Bahasa Indonesia, talking about the situation in Indonesia at that time, especially in Jakarta.

Have a nice reading!



Thanks.. see comments... (just for refreshing)

Here's some tips for success suggested by H. Jackson Brown Jr.

1. Marry the right person. This one decision will determine 90% of your happiness or misery.

jangan ngawinin anak soeharto, bisa2 dipanggil Kejagung

2. Work at something you enjoy and that's worthy of your time and talent.

jangan di jl. sudirman jkt. apalagi dekat semanggi-senayan

3. Give people more than they expect and do it cheerfully.

kasih bogem mentah sambil tersenyum

4. Become the most positive and enthusiastic person you know.

selalu berusaha terdepan dalam antrian biarpun harus nyerobot

5. Be forgiving of yourself and others.

maapin juga bos gendheng

6. Be generous.

rajin-rajin traktir temen

7. Have a grateful heart.

tetap gembira walau di PHK

8. Persistence, persistence, persistence.

tekun cari kesalahan orang

9. Discipline yourself to save money on even the most modest salary.

jangan ke cafe mulu...

10. Treat everyone you meet like you want to be treated.

dimandiin, dibedakin, disuapin... pake dollar tentuuu...

11. Commit yourself to constant improvement.

musti naik gaji tiap bulan

12. Commit yourself to quality.

kualitas ekspor ?

13. Understand that happiness is not based on possessions, power, or prestige, but on relationships with people you love and respect.

makanya baek-baek ama bos, juga sering2 kirim upeti buat keluarganya

14. Be loyal.

asal jangan kepale kite diinjek

15. Be honest.

biarpun akibatnya dipecat

16. Be a self-starter.

biarpun dimusuhin bos

17. Be decisive even if it means you'll sometimes be wrong.

resiko bung..

18. Stop blaming others. Take responsibility for every area of your life.

aaah kan biasa cari kambing hitam...

19. Be bold and courageous. When you look back on your life, you'll regret the things you didn't do more than the ones you did.

hayooo.. siapa berani sama bos..

20. Take good care of those you love.

yang nggak disayangin boleh nggak diperhatiin

21. Don't do anything that wouldn't make your Mom proud.

jangan jadi sales

Send this to 20 people or more. You have the strong mind and motive to be a successful person. kirimkan ini ke 2000000 orang atau lebih maka anda akan membebani jalur internet ISP atau perusahaan anda. Mungkin anda akan dipanggil bos dan dipecat ! :)

Monday, 25 April 2005

Kapitein

Aku..seorang kapiten..

When he arrived in a English-speaking country for the first time, a friend of mine told me, he had a confusing experience when he heard the confusing English word spoken by native speaker there. Another friend of mine told me a story where she heard an Englishman speaking words after words of English while she can't comprehend most of what the Englishman said. She was with another Englishman who listened with her to the first Englishman. She said to the second one, "I can't hear any word from him". Her friend replied with, "Don't worry.. I can't understand what he is saying either! What I'm doing is guessing what he meant."

Here is my own experience of such confusing spelling in Bahasa Indonesia.

When I was a kid, when I was in kindergarten, there's one song that I remembered I sing incorrectly. The funny thing is..I realized that I sing it incorrectly after I entered 2nd grade in Junior School. As long as I remember, there is no one who tried to correct what I sing.. except my Mom. But even my Mom had tried to correct the spelling, I insisted to sing it in the wrong way.

Still remember the next phrase of the song?

Mempunyai pedang panjang..

Instead of saying those words for the second phrase, I sang it this way..

Mampu naik pedang panjang..

How silly I was!

Amazingly, the words are rhymes to each other though.. \mem-pu-nyai\ rhymes with \mam-pu naik\. So I think it wasn't my fault to sing it incorrectly, right or right?

Of course today I sing it in the right way as the song writer intended. The silly things came from the hearings of a child, who misheard the lyrics and sang it happily..

Kalau berjalan, prok-prok-prok!
Aku seorang kapiten!

Saturday, 23 April 2005

Heavy Reading

Last week I had a conference with my old friends in YMessenger. Somehow one of us talked about blog, and asked if anyone of us already has a blog on the net. I and Achmad Rully already have one. And..the conference member was happily creating their blog after the conference was over :)

My friends already read one of my posting before, and ALL their comments is saying that the posting is indeed a philosophical one.

It is my thought about life. About why human exist in earth, capable of exploring other world, thinking many things.

Anyway, I apologize to them. I know they expecting more lighter posts from me, some joking posts, some entertaining words. I will post them.

Monday, 10 January 2005

Coincidence

Poin zero. Ada temen lagi survey, ``Apa tujuan kamu hidup?'' ``Apa makna kehidupan menurutmu?'' (Semoga nggak salah inget pertanyaannya ;) ) Sebelum menjawab secara luas (panjang dan lebar menghasilkan luas kan?), mohon maaf kalo rasa penasarannya agak terkatung-katung :) Sebenernya kenapa jawabannya jadi terlambat bukan hanya karena lagi banyak kerjaan, tapi karena emang banyak kejadian yang saling berhubungan, dan itu perlu dicerna. Kebetulan pula ada temen yang lagi survey.. he.. he..

Poin pertama. Jawabanku pada poin2 berikutnya akan sangat dipengaruhi oleh apa yang selama ini jadi bahan bacaanku. Dan jawabanku kali ini bisa jadi akan sangat berbeda kalo sang teman kembali mengadakan survey tahun depan. Soalnya dalam setahun ke depan, Insya Allah, pasti ada tambahan bahan bacaan yang kutelan. Dan itu sangat mungkin mengubah pendapatku tentang makna dan tujuan kita hidup. Dan yang paling penting, jawabanku ini bukan berarti aku udah tahu segalanya. Life begins at forty :) Still many things we have to learn.

Poin kedua. Salah satu guruku ngajarin bahwa salah satu kosa kata yang kita kenal, Kebetulan, itu secara hakiki nggak bermakna. Kalo dipikir-pikir, segala sesuatu yang terjadi di dunia tempat kita hidup ini mengikuti aturan yang sudah ditetapkan sebelum alam ini terbentuk. Kosa kata Kebetulan kita gunakan untuk mempermudah kita memahami segala sesuatu yang terjadi di sekitar kita ini dengan cara yang tidak terlalu filosofis. Tidak perlu menjadi seorang PhD (Philosophiae Doctor, baru dapet kepanjangannya hari Minggu kemaren) bagi seseorang untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai seorang manusia.

Aku tulis sedikit tentang Kebetulan, karena secara `kebetulan' belum lama berselang ada juga teman lain yang ngajak diskusi soal kehidupan ini. Sekarang status diskusinya lagi di-pending, sama2 pengen merenung dulu dari apa yang udah didiskusikan berdua :)

Pada saat yang hampir bersamaan pula, aku baru baca buku ``Alkemis'', karangan Paulo Coelho. Isinya kurang lebih (bukan spoiler lho ini, kalo Ismail belon baca :) ) tentang tujuan hidup seseorang itu kadang bisa ditemukan di sekitar lingkungan kita.

Lucunya lagi, secara `kebetulan' setelah aku selesai baca buku ``Alkemis'', kutemukan bahwa cerita tulisan Coelho itu sebenarnya salah satu bagian dari cerita 1001 malam. Coelho hanya mengemas ulang cerita itu. (Anehnya, menurut resensi buku yang pernah kubaca, justru buku ``Alkemis'' itu lebih terkenal. Paulo Coelho karenanya, mendapatkan banyak penghargaan. Berdasarkan fakta ini, seharusnya para sastrawan Baghad lebih banyak dapat penghargaan.)

Poin ketiga. Turunan poin kedua. Ada aktor utama yang telah menetapkan aturan sebab akibat itu. Aktor utama ini punya kewenangan tak terbatas dalam membentuk dunia tempat kita tinggal sekarang. Dan dia membuat dunia beserta isinya, termasuk kita, salah satunya karena dia ingin ada makhluk2 yang mengenal kekuasaannya.

Poin keempat. Specially designed. Akhir-akhir ini dua kata itu sering muncul di kepalaku. Dua kata itu muncul pertama kalinya setelah baca novel ``Timeline''-nya M. Crichton. Novel itu tentang perjalanan waktu. Banyak ahli fisika meragukan kita mampu melakukan perjalanan waktu. Terlalu banyak kontradiksinya. Contoh klasik: Kalo seseorang (kasih nama aja Bush, biar kontemporer :) ) bisa menembus waktu ke masa lalu, kemudian dia membunuh kakek buyutnya, maka dia nggak akan pernah ada. Karena dia nggak pernah ada, maka perjalanan waktu itu nggak akan terjadi.

Kalau pun semua kontradiksi itu sudah bisa dipecahkan, satu hal yang kupikir nggak mungkin adalah setiap generasi secara khusus dirancang untuk masanya masing-masing. Specially designed. Katakanlah Bush bisa menembus waktu ke masa lalu. Banyak faktor yang bisa membuat seorang Bush tidak bisa bertahan hidup di masa lalu itu. Dunia kita sekarang ini diyakini para ilmuwan `lebih panas' daripada dunia kita berabad-abad yang lalu. Dengan demikian, faktor dinginnya cuaca akan menimbulkan masalah. Dalam arah sebaliknya, kalo Bush melompat ke masa depan, bisa jadi dia langsung kehausan. Atau napasnya tersengal-sengal karena polusi udah lebih parah. Contoh lain, seperti dalam ``Timeline'', ada masalah bahasa. Tidak ada seorang pun di jaman kita sekarang ini yang tahu secara tepat bagaimana sebenarnya Philosophiae Doctor diucapkan oleh nenek moyang orang Itali. Pasti akan ada masalah komunikasi. Belum lagi kebiasaan hidup sehari-hari. Dari sejarah kita tahu, orang Eropa jaman dulu jarang mandi. Kalo si Bush kita mundur ke Eropa abad pertengahan, kemungkinan besar dia akan pingsan begitu sampai di sana, saking baunya orang-orang di pasar Eropa abad pertengahan :)

Poin kelima. Oversum histories. Seorang ahli fisika pernah punya teori, segala kejadian yang ada sekarang ini adalah resultan dari segala pilihan yang manusia buat di masa lalu. Ilustrasinya begini: Kalo aku berkeputusan untuk menjawab surveymu (atau survey temenmu) lewat SMS, maka aku hari Senin siang ini nggak akan duduk di depan komputer ngetik jawaban yang panjang dan lebar ini. History, sejarah, yang telah kubuat sejak aku terima SMS sampai hari ini, adalah konsekuensi dari keputusanku di masa lalu. Contoh lain: Kalo Bush berkeputusan menempuh jalan diplomatis untuk menggulingkan Saddam Husein, maka Senin pagi tadi tukang koran di depan komplekku bisa jadi nggak dapet rezeki karena aku tadi pagi beli majalah Tempo.

Ilustrasi besarnya: Kalo seseorang bercita-cita ingin membuat sebuah karya besar (jadi Presiden, mau naik haji, mau mengakuisisi Microsoft) dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh, maka kalau dia berhasil di masa depan, itu semata hasil keputusannya di masa lalu. Hubungannya dengan poin ketiga (ada aturan yang sudah ditetapkan sebelum alam ini terbentuk), aturan sebab akibat udah ada dari sono.

IF kita pengen makan nasi goreng, AND bersungguh-sungguh nyari tukang
nasi goreng, AND kita mau bersusah payah menggerakkan tangan kita
menyuap sesendok demi sesendok nasi goreng ke mulut kita,
THEN kita akan kenyang dengan nasi goreng,
ELSE kita makan sesusatu yang lain
OR kita tetap lapar.

IF ada kemauan kuat,
THEN di sana ada jalan.

Poin keenam. Gabungan dari poin keempat dan kelima (poin kelima udah digabung dengan poin ketiga). Kita ini dimunculkan ke dunia oleh sesuatu kekuatan, Aktor utama, yang telah menetapkan aturan sebab-akibat (IF orang tua kita bertemu THEN lahirlah kita ke dunia), pada masa tertentu karena kita sudah dirancang untuk melakukan tugas2 yang spesifik di masa itu. Kita lahir di pertengahan tahun 1970-an, sekarang ini menghadapi drama global serangan Bush ke Irak. Tugas kita lah untuk mendukung atau menolak hal itu. But then again, dari poin kelima, semua itu tergantung apa keputusan kita.

Poin ketujuh. Turunan dari poin keenam. Kita hidup ini punya tugas masing-masing. Apa yang kita lakukan selama kita masing-masing menjalani hidup akan dicatat oleh sejarah, walaupun tidak harus berbentuk buku bertinta emas. Apa pun yang kita lakukan, keputusan sekecil apa pun yang kita buat semasa kita hidup, akan punya pengaruh besar di masa depan (karena itu namanya ``oversum histories''). Karena itulah, makna hidup menurutku adalah kita membuat rangkaian keputusan, yang sedapat mungkin memberikan manfaat paling besar di masa depan. Penyebabnya kita, penyandang akibatnya tidak harus kita. Ibarat orang menanam pohon, kata nabi Ibrahim, yang memetik buahnya kemungkinan besar adalah anak cucu kita.

Poin kedelapan. Tujuan hidup kita, dari keputusan2 yang kita buat, adalah untuk menunjukkan bahwa ada Aktor utama yang ingin dikenal.

Kesembilan, To sum up: Life is only once. But if we do it right, once is enough.

Wallahu a'lam.