Friday 26 June 2009

Another Blog of Recipes (in Bahasa)

When I put feedjit statistic on this blog, I figured out that my blog was gaining many access by people who was interested in Indonesian food recipe. I am not specializing in recipe collection, because I myself am not into cooking. I don't know how to cook, unless for several simple food like nasi goreng, tempe goreng, bubur, and some "pour-and-mix" foods.

What I actually did is just made an entry, which has a link to "Resep Masakan Mbakyu" in there.

Now I have another link for a blog of food recipes, written mainly in Bahasa Indonesia. This blog is owned by my friend Siti Rohmah.

Since I don't really into cooking, I kindly ask you to just go to her blog rightaway.

Wednesday 24 June 2009

Belajar dari Star Wars dan Star Trek

Trilogi film Star Wars punya alur cerita yang menarik, setidaknya bagi sebagian orang. Aku termasuk ke dalam orang yang tertarik dengan alur ceritanya. Sedari kecil, fantasi tentang kehidupan di luar angkasa seringkali menghiasi dunia khayalku sebagai seorang kanak-kanak. Di samping tentu saja, aku suka semua hal yang berkaitan dengan astronomi.

Untung, akhirnya aku nggak kuliah di jurusan astronomi. Aku ternyata jatuh cinta sama dunia informasi yang rupanya jauh lebih menarik bagiku.

Kembali tentang Star Wars, trilogi film ini bukan hanya menarik dari sudut pandang jalan ceritanya. Menurutku setidaknya ada aspek lain yang bisa diambil pelajarannya dari trilogi film ini.

Seri film Star Wars bukan hanya terdiri atas tiga judul film ternyata. Masih ada tiga judul lagi yang lain. Yang menarik, film yang dibuat pertama kali bukan lah film yang mengawali seluruh rangkaian cerita. Pada tahun 1977, film pertama yang dibuat dan dirilis oleh George Lucas justru film yang menceritakan kejadian di tengah-tengah rangkaian cerita.

Di tahun 2009 ini, kejadian yang serupa terjadi pada seri film Star Trek. Di tahun ini dirilis satu judul film yang menceritakan tokoh Spock dan Kirk ketika mereka masih belia. Padahal sudah puluhan film Star Trek dibuat, dengan berbagai cerita yang menarik penuh fantasi dan khayalan futuristis, sekaligus humanis.

Apa yang menarik dari proses pembuatan film di kedua seri ini? Bahwa kita dalam berkarya tak perlu harus mulai dari awal sekali. Apa yang bisa kita lakukan, mulai saja dari sana.

Agar lebih mudah dipahami, saya berikan satu contoh. Katakanlah anda berkeinginan menjadi seorang penulis. Impian anda salah satunya adalah agar dunia mengenal nama anda. Anda ingin terkenal sebagai seorang penulis.

Masalahnya anda tak punya segala hal yang diperlukan untuk menjadi penulis terkenal. Jangankan komputer, mesin ketik manual pun anda tak punya. Lalu apa yang bisa anda lakukan?

Mulai saja dari apa yang bisa anda lakukan. Modal utama anda adalah waktu. Selama anda masih bisa menghirup udara, dan jantung anda masih berdegup, lakukan sesuatu. Anda bisa mulai menulis dengan menggunakan kertas-kertas bekas misalnya. Topik apa saja, tulislah. Apa yang bisa anda kritisi dan komentari, tulislah.

Waktu yang masih tersedia dapat anda manfaatkan untuk berlatih, berlatih, dan berlatih. Setelah selesai berlatih, latihan lagi, latihan, latihan, dan latihan lagi. Anda tak harus mulai dari awal sekali, anda bisa mulai dari tengah cerita, bahkan mungkin anda bisa memulainya dengan menuliskan sesuatu yang menjadi akhir cerita besar anda.

Tuesday 23 June 2009

Aku Berjanji..

Suasana di Indonesia beberapa hari belakangan ini sungguh tidak enak. Pertama, hawanya memang sedang panas. Kadang hujan turun begitu lebatnya, bikin lalu lintas jadi lumpuh. Hebat emang Jakarta ini euy.. kota metropolitan, tapi bisa dilumpuhkan hanya dengan hujan lebat sesaat. Dijamin!

Kedua, hawa politik juga makin bikin perut mual. Panas mungkin iya, tapi itu masih bisa tertahankan. Bikin mualnya itu lho yang nggak nahan.

Capres si Anu janji mau membela Aceh kalo kepilih jadi Presiden. Kenapa musti janji sih? Kenapa nggak langsung aja dibela dari sekarang? Ada lagi yang kocak-nggak-lucu bin angkuh. Dia bilang kalo kepilih jadi Presiden, nggak akan ada lagi di Indonesia yang namanya bencana alam. Emangnya dia Tuhan? Ada lagi yang bilang, ikut lomba polo berkuda itu bisa mengangkat harga diri bangsa. Uang banyak lebih baik dipake buat ngebayarin ongkos melihara kuda polo. Mmm.. harga diri bangsa bisa naik padahal sebagian besar kita masih kelaparan? Kok bisa ya? Yang naik harga dirinya itu siapa sebenernya? Orang-orang yang ikut naik kuda polo atau jejongos yang pagi-pagi udah bangun nyapuin debu-debu jalan Jakarta?

Nggak tahu deh hari ini bakal denger janji muluk apa lagi dari mereka. Capek aja dengernya. Sejauh ini sih gue niat pengen ikut pilpres bulan Juli nanti. Kriteria gue gampang aja. Siapa yang nggak ngumbar janji, itu yang gue pilih. Capek cuma denger janji pas kampanye doang. Bikin perut mual lihat muka mereka.

Maka dengan ini kunyatakan, wahai para legenda negeri ini! Aku Berjanji tak akan memilih pasangan Capres-Cawapres yang bikin janji muluk-muluk.

Eh.. omong-omong, mengingat kasus Prita tempo hari, siapa tahu dengan menulis tulisan ini gue tiba-tiba di-Prita-kan. Ya sudah lah. Kalo emang begitu, makin nggak respek lah gue dengan orang yang mem-Prita-kan diriku. La wong nggak terbuka sama kritik, ngapain gue pilih jadi Presiden?

Proyek Triliunan, Dijual Kiloan


I really like this one. Although it really shows how bad the mental condition of Indonesian people. As an Indonesian, of course I feel ashamed.

Where are we Indonesian going on?


Monday 22 June 2009

Minuman Diuretik dan Stroke

Dalam posting Wisnu tentang Stroke, kami sempat bertukar informasi perihal pencegahan dan penanggulanan Stroke. Pengennya sih nggak kena penyakit ini, makanya faktor-faktor pemicunya perlu dibahas supaya kita semua tahu. Dengan begitu kita bisa melakukan pencegahan.

Tapi kalo ternyata pada akhirnya kena stroke juga, maka kita juga perlu tahu gimana cara menanggulanginya. Makanya itu juga perlu dibahas.

Buat yang belum kena stroke, dan nggak pengen kena stroke, atau paling nggak mencegah sebisa mungkin dari resiko kena stroke, ini ada satu tips.

Hindari minuman diuretik.

Apa itu minuman diuretik? Minuman ini adalah cairan yang kalo kita minum, malah memicu tubuh kita untuk mengeluarkan urine. Apa aja yang termasuk ke dalam kelompok minuman diuretik? Dua jenis yang paling akrab dengan kita adalah Teh dan Kopi.

Coba deh perhatiin sekali-sekali, kalo pagi-pagi kita minum kopi atau teh, frekuensi membuang urine pasti lebih besar daripada kalo kita nggak minum kopi atau teh.

Terus, apa sih hubungannya dengan stroke? Secara medis, stroke itu terjadi karena ada penyempitan pembuluh darah di otak. Kok bisa begitu? Salah satu penyebabnya adalah karena cairan darah kita lebih kental daripada biasanya, sehingga aliran darah tidak senormal biasanya. Karena lebih kental, artinya aliran darah lebih lambat.

Miriplah seperti sungai yang penuh dengan sampah kira-kira. Lambatnya aliran darah ini bisa juga meninggalkan zat-zat yang kental tadi di sepanjang pembuluh darah. Kira-kira mirip juga dengan sampah yang kita sering lihat nyangkut di sungai-sungai yang kotor.

Penumpukan sampah otomatis juga lama-kelamaan membuat saluran pembuluh darah mengecil. Akibatnya aliran darah juga makin lama malah makin lambat lagi. Dan ketika aliran darah di pembuluh otak semakin lambat, pasokan oksigen ke sel-sel otak menjadi terganggu. Ketika ada sel otak yang tidak mendapatkan pasokan oksigen, terjadilah apa yang kita sebut dengan stroke itu.

Nah, dengan mengkonsumsi minuman diuretik, kita justru membuang cairan dari dalam tubuh kita. Akibatnya tentu tubuh kita 'lebih kental' karena kekurangan cairan. Untuk mengantisipasinya, secara alamiah tubuh kita mengambil cadangan air dari.. you guess what?
cairan darah dan otak. Why oh why? Because dua komponen tubuh itu lah yang paling banyak mengandung cairan dalam tubuh manusia.

To make the story short, pada akhirnya yang jadi korban ya kita sendiri. Tubuh kekurangan cairan, darah kita lebih kental dan semakin kental, dan berujung pada stroke.

Jadi, untuk mengurangi resiko terkena stroke, kurangilah minum kopi dan teh. Atau minuman diuretik lainnya. Perbanyaklah minum air putih. Saran dari seorang teman, dia sering minum air putih sekurang-kurangnya dua gelas setelah sarapan, dua gelas setelah makan siang, dan dua gelas setelah makan malam. Insya Allah ditambah setidaknya dua gelas lagi di luar tiga waktu itu, kecukupan minimal air putih yang disarankan delapan gelas per hari akan terpenuhi.

Selamat banyak minum air putih, dan selamat terhindar dari stroke!

Monday 15 June 2009

Para Legenda Kita Berkata..

"Wahai rakyat Indonesia! Inilah jasa-jasaku! Maka, pilihlah aku jadi Presidenmu!"

Thursday 4 June 2009

Mencemarkan Nama Baik Sendiri

Kasus penangkapan Prita Mulyasari atas dugaan pencemaran nama baik patut untuk dicermati. Semuanya berkaitan dengan kondisi nyata masyarakat di Indonesia.

Pertama, tentang dugaan pencemaran nama baik. Prita didakwa telah mencemarkan nama baik pihak RS Omni Internasional Alam Sutera (OIAS) karena telah menuliskan sepucuk surat elektronik yang menurut versi media massa, dia kirimkan kepada teman-teman dekatnya.

Mengikuti asas praduga tak bersalah, tentu saja kita lebih baik bersikap terbuka bahwa tindakan Prita menuliskan surat elektronik tersebut semata-mata adalah sebagai seorang pasien yang merasa tidak puas atas layanan yang diberikan OIAS.

Kemudian keluhan melalui surel tersebut disebarluaskan oleh teman-teman Prita ke berbagai mailing list. Di sini kita juga sepatutnya berprasangka baik bahwa tindakan teman-teman Prita mungkin didasari atas pertimbangan jangan sampai pelayanan yang kurang baik tersebut dialami oleh orang lain.

Selayaknyalah kita semua mau berbesar hati menerima kritik dari siapa pun. Karena sesungguhnya kritik yang dikeluhkan Prita dan kemudian disebarluaskan oleh teman-temannya pada gilirannya membuat diri kita menjadi lebih baik. Dengan adanya kritik, kita jadi tahu apa kekurangan kita. Dari situ kita bisa membuat prestasi yang lebih baik lagi, semisal dengan meningkatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi para pasien.

Di sisi lain kita juga harus membuka diri terhadap kemungkinan adanya keinginan untuk mengetahui hasil diagnosis tenaga medis. Menurut berita yang dilansir berbagai media, pihak OIAS ingin lebih pasti menentukan hasil diagnosis penyakit Prita dengan cara melakukan cek silang (cross check) terhadap hasil uji laboratorium yang lain.

Pengecekan silang tentu saja memakan waktu cukup lama. Kadang sebagai pasien kita memang menjadi tidak sabar. Seharusnya kita memiliki cukup pengertian bahwa tindakan yang dilakukan tenaga medis tersebut sesungguhnya adalah sikap berhati-hati dalam menentukan diagnosa penyakit. Jangan sampai karena mengambil kesimpulan terlalu dini tindakan yang diambil kemudian sama sekali tidak menyembuhkan penyakit yang sesungguhnya. Jika kita ambil kemungkinan terburuk, dimasukkannya Prita ke dalam penjara di Tangerang mungkin jauh lebih baik daripada misalnya meninggalnya Prita karena salah minum obat. Untuk menentukan obat yang paling cocok untuk suatu penyakit dapat diketahui dengan uji klinis yang mendalam dan mungkin membutuhkan waktu yang panjang, apalagi jika memang ternyata penyakit yang diderita Prita termasuk kasus yang langka.

Kita sebagai pasien, konsumen layanan kesehatan, memang punya hak untuk menerima informasi yang jelas dan gamblang terhadap semua uji klinis yang dilakukan. Sama halnya dengan hak kita untuk mendapatkan informasi sejelas mungkin apakah obat yang diberikan
dokter kepada kita mengandung zat yang mematikan atau tidak. Di sisi lain, kita juga harus memahami bahwa untuk menentukan obat yang paling cocok memerlukan kehati-hatian. Proses diagnosa yang panjang mungkin bisa membuat kita sebagai pasien menjadi tidak sabar.

Keterbukaan komunikasi antara pasien dan tenaga medis menurut saya menjadi kunci penting dalam mencegah kejadian semacam ini berulang di kemudian hari.

Dari segi penegakan hukum dan pemberitaan media massa, kasus ini juga perlu mendapat perhatian. Dugaan yang diajukan oleh pihak kejaksaan untuk menggiring Prita ke penjara didasarkan atas Undang-Undang Teknologi Informasi yang kurang lebih mengandung
pasal tentang larangan bagi siapa pun untuk menyebarkan berita bohong. Dari sisi penegakan hukum, menurut saya vonis yang dijatuhkan kepada Prita terlalu keras. Seharusnya hakim juga
mendengar kesaksian dari para dokter yang memeriksa penyakit Prita. Sebab hingga hari ini tak ada sama sekali kabar berita tentang bagaimana tanggapan dua orang dokter yang mendiagnosa
penyakit Prita. Yang diberitakan hanyalah pernyataan juru bicara OIAS yang mewakili kedua orang dokter tersebut. Belum ada satu pun berita yang mengabarkan bahwa dalam pengadilan yang menjatuhkan vonis penjara bagi Prita, dihadirkan kedua orang dokter sebagai saksi untuk didengarkan pendapatnya.

Di sini aspek keadilan dan pemberitaan yang berimbang juga sepatutnya dilakukan oleh insan pers di Indonesia. Sungguh aneh menurut saya jika para wartawan yang melaporkan kasus ini sama sekali tak punya inisiatif untuk mencari keberadaan dua orang dokter yang merawat Prita dan menanyakan pandangan serta kesaksian mereka. Apakah memang benar kejadian yang sebenarnya seperti yang diberitakan selama ini?

Menurut saya, justru dengan menghilangnya kesaksian kedua dokter tersebut kasus tuduhan pencemaran nama baik ini menjadi berbalik. Yang dicemarkan nama baiknya sesungguhnya adalah pihak OIAS dan yang melakukannya adalah OIAS sendiri, dibantu oleh media massa.

Bagi saya yang paling menyedihkan adalah kejadian ini kemudian dijadikan bahan dagangan politik oleh capres dan cawapres kita. Prita sekarang seolah jadi bintang kagetan. Semua orang
membicarakan dirinya. Sama halnya dengan seorang Manohara yang akhirnya bisa kembali ke Indonesia dan sekarang punya jadwal super sibuk memenuhi permintaan wawancara dari para wartawan berbagai media massa.

Naiknya pamor seorang Prita maupun Manohara justru dijadikan batu loncatan oleh capres dan cawapres untuk ikut mendongkrak popularitas mereka. Ke mana saja kalian sebelum kalian mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres? Buktinya Manohara berhasil pulang bukan atas simpati dan bantuan kalian. Masih banyak pula TKI kita yang nasibnya hampir mirip seperti budak tapi kalian toh diam saja. Ke mana pula kalian ketika banyak rakyat yang luntang-lantung tak jelas di perempatan-perempatan lampu merah ibu kota mencari sekedar uang untuk membeli nasi ala kadarnya? Berani-beraninya kalian mendengung-dengungkan ekonomi kerakyatan, tanpa menunjukkan aksi nyata.

Semoga tulisan saya ini tidak membuat suasana kritis yang membangun bangsa menjadi hilang. Dengan kata lain, jika gara-gara tulisan saya ini kemudian saya mengalami tuduhan yang sama dengan Prita, karena dianggap tulisan saya mencemarkan nama baik para pengabar berita (wartawan dan reporter) maupun capres dan cawapres, maka sesungguhnya Indonesia tidak akan pernah bangkit dari keterbelakangan.

Jika ada yang merasa tersinggung, sesungguhnya itu adalah suatu hal yang baik. Sebab itu berarti kalian masih punya hati nurani. Jika kalian tak merasakan apa-apa membaca tulisan ini, mungkin hati nurani kalian sudah terlalu beku dan buta terhadap kenyataan yang terjadi di negeri Indonesia tercinta.

Kritik kita perlukan agar kita mengetahui apa kekurangan kita masing-masing. Yang perlu kita biasakan adalah kedewasaan sikap untuk menerima kritik tersebut, dan kemauan untuk mengurangi kelemahan yang masih tersisa pada diri kita.