Thursday 27 July 2006

Cara merintis karier sebagai penerjemah lepas (buku)

Ini ada sedikit informasi bagi mereka yang ingin meniti karir sebagai penerjemah lepas (freelance translator). Interesting info. Many thanks to Femmy.

KlubCintaBuku dot BlogSpot dot Com

Just found a great blogspot on the net. Created and maintained by one of my friend, Bayu Tenoyo. Visit the blog by clicking this article's title.

Thursday 20 July 2006

Google Calendar (yet another google product)



















If you are one of loyal visitors to my blog, and observing what's new in my e-Journal, there is a new link to Google Calendar on the right menu. Complete with small image.

This technology from Google makes one can publish his schedule online. His friends can see this public calendar, and whenever they want to arrange a gathering, they can match each other schedules.

Isn't it wonderful?

So guys, if you want to invite me to one of your occassions, try to see my public calendar first, ok? :)

Ah.. almost forget.. if you have one calendar like this one, let me know so we can share our schedule to plan a better rendezvous :D

Asap Aneh di Tengah Tsunami

Beberapa saksi mata sempat melihat munculnya asap dari tengah lautan beberapa hari dan beberapa saat menjelang terjadinya Tsunami di Pangandaran beberapa hari yang lalu.

Kejadian aneh? Dugaan percobaan nuklir oleh negara maju?

Apapun, memang masih banyak hal yang tidak diketahui oleh manusia.

Bencana Kebetulan Playboy

Bicara soal kebetulan, seperti yang dibahas oleh Juwi dan rekan-rekannya, saya juga mengamati ada beberapa kebetulan yang terjadi belakangan ini. Entah apakah benar atau tidak, terlepas dari masalah yang 'dicari-cari', saya pikir event Bencana dan event Terbitnya Playboy Indonesia masih bisa dikatakan sebagai sebuah kebetulan.

Ketika bencana Tsunami Jogjakarta terjadi tanggal 27 Mei 2006, Playboy Indonesia tetap terbit pada tanggal 7 Juni 2006.

Pada bulan Juli, majalah ini kembali terbit, tapi bukan pada tanggal 7 (Sumber: Detik.Com). Beberapa hari setelah edisi ke-3 terbit, bencana Tsunami Pangandaran pun terjadi.

Mungkin bagi sebagian orang analisis saya termasuk 'dicari-cari'. Tapi marilah kita introspeksi, di saat saudara-saudara kita sedang mengalami musibah, tega kah kita justru menambah dosa?

Wednesday 5 July 2006

Bola dan Tuhan

Ini jaman demam bola. Di mana-mana orang pada pengen nonton bola. Yah..tergantung kadar keinginannya sih, ada pengennya biasa-biasa aja, sampe ada yang pengennya bener-bener ngebet. Sampe bela-belain cuti kerja kali..he..he..

Ini jaman bola tak terduga. Kata banyak pengamat, beberapa tim unggulan malah nggak berhasil masuk babak selanjutnya. Malah sering juga ramalan pengamat juga salah.

Ini jamannya banyak orang jadi ahli bola. Semua jadi pinter ngomentarin bola. Sampe orang yang dianggap tak punya kompetensi ngomongin bola sempet nongol jadi komentator di salah satu siaran TeVe.

Ini jamannya banyak orang merasa jadi Tuhan. Sekalipun dalam skala kecil. Banyak orang senang kalau tebakannya benar.
"Hayo..Jerman lawan Argentina menang siapa?" (ini masih skala kecil merasa jadi Tuhan)

"Jerman seri sama Argentina, 1-1" (ini skala yang lebih gede lagi, sampe hasil skor ditebak)

"Ayo..yang tebakannya bener, boleh dapet duit" (ini skala yang lebih buruk lagi. Tebakan dipake buat ngedapetin duit)

"Kirim SMS sebanyak-banyaknya..pilih favorit juara anda! Dan menangkan hadiah X dan Y..!" (ini jauh lebih buruk lagi. Penyelenggara kuis merasa berhak menentukan siapa yang boleh kaya siapa yang harus tetap miskin. Emangnya rejeki orang mereka yang nentuin?)

Ini jamannya orang punya alasan untuk sementara waktu jadi Tuhan. Merasa senang dan merasa punya kekuatan dalam menebak jitu hasil pertandingan. Padahal toh banyak yang hasilnya mengejutkan. Tapi memang, menjadi Tuhan itu punya kenikmatan tersendiri tampaknya. Mengetahui masa depan.

Siapa yang besok meninggalkan dunia fana?